Yaya Toure, Pemain Muslim yang Mengubah Tradisi Liga Premier

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 13 Mei 2015 | 09:00 WIB
Yaya Toure, Pemain Muslim yang Mengubah Tradisi Liga Premier
Pemain Pantai Gading Yaya Toure [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 32 tahun yang lalu, Yaya Toure lahir di Bouake, Pantai Gading. Pesepakbola bernama lengkap Gnegneri Yaya Toure ini adalah gelandang timnas Pantai Gading yang hingga kini masih merumput bersama Manchester City.

Siap tak kenal Yaya Toure. Gelandang yang satu ini sudah kenyang pengalaman di lapangan hijau.

Dunia sudah mengenal Toure kala dirinya masih berseragam Barcelona. Bergabung bersama Blaugrana sejak tahun 2007, Toure mencicipi dua gelar juara La Liga dan satu gelar Liga Champions.

Sayang, saat Barca ditangani Pep Guardiola pada musim 2008/2009, Toure seolah kehilangan perannya di klub Katalan. Guardiola lebih memilih talenta lokal, Sergio Busquets, ketimbang Toure.

Selanjutnya: Dipinang The Citizens

Toure pun pindah ke Machester City pada tahun 2010 dengan nilai kontrak 24 juta Poundsterling. Menyandang nomor punggung 42, Toure menjadi bintang baru di Liga Premier Inggris.

Berseragam Manchester Biru, Toure membantu merebut gelar juara Liga Premier dua kali berturut-turut, yakni pada musim 2011/2012 dan 2013/2014. Musim tersuburnya adalah pada musim 2013/2014 kala ia mencetak 20 gol dari 35 laga yang ia lakoni.

Namun, saat ini, nasibnya di City boleh dikata sedang tak menentu. Menyusul kegagalan City mempertahankan gelar juara Liga Premier, serta minimnya gol yang ia cetak dibanding musim sebelumnya, banyak isu menyebut Toure akan hengkang.

Menurut agen Toure Dimitri Seluk, Toure hampir 90 persen pindah. Sejumlah raksasa Eropa macam Real Madrid, Juventus dan Inter Milan kabarnya mulai mengincar gelandang bertinggi badan 188 sentimeter ini.

Selanjutnya: Pemain Muslim yang mengubah tradisi.

Toure adalah salah satu pemain di Liga Premier yang memeluk agama Islam. Pemain yang, menurut para pengamat, punya kecepatan lari bak kereta ini adalah sosok yang mengubah tradisi perayaan Man of the Match di Inggris.

Ketika didaulat sebagai Man of the Match dalam sebuah laga kontra Newcastle United, Toure menolak menenggak sampanye, minuman yang biasa dikonsumsi dalam perayaan tersebut. Sejak saat itu, Liga Premier menyediakan air mawar dan minuman pomegranate alias sari buah delima sebagai alternatif minuman bagi para pemain Muslim.

REKOMENDASI

TERKINI