Liga Dihentikan, Pemain dan Pelatih Perseru Pulang Kampung

Reky Kalumata Suara.Com
Kamis, 07 Mei 2015 | 22:46 WIB
Liga Dihentikan, Pemain dan Pelatih Perseru Pulang Kampung
Pesepakbola Perseru Serui I Made Wirahadi (tengah) saat berjibaku dengan dua pesepakbola Persiba Bantul
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 24 pemain tim Perseru Serui dan pelatih Agus Sutiono telah diliburkan dan pulang ke kampung halamannya masing-masing. Hal itu menyusul penghentian kompetisi Liga Super Indonesia QNB oleh PSSI karena "Force Major".

"Pelatih Agus Sutiono sudah ke Jawa, dan pemain-pemain Perseru tidak lagi di Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, semua diliburkan oleh manajemen," kata Asisten Pelatih Perseru Serui Choirul Huda di Jayapura, Papua, Kamis (5/7/2015).

Menurut dia, diliburkannya pemain dan pelatih oleh manajemen tim berjulul Kuda Laut itu dikarenakan dampak dari pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi, sehingga otoritas sepak bola tanah air itu menghenhtikan LSI QNB dengan alasan "Force Major".

"Iya, kan kami semua diliburkan karena masalah PSSI dan Menpora. Dampaknya kepada kami sebagai pelatih dan pemain," kata Huda mengaku masih di Kota Kembang, julukan Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen.

Choirul Huda yang sempat menangani tim Persiwa U-21 itu juga mengemukakan bahwa pemain dan pelatih yang diliburkan itu akan dipanggil kembali jika ada kabar baik dari PSSI dan Menpora yakni menggelar kompetisi LSI QNB kembali.

"Yah, kalau tidak. Kami tidak tahu nasib kedepannya bagaimana. Jika digelar kembali, rencananya tim Perseru Serui akan kumpul dan persiapan di Jawa," ujarnya.

Mengenai penghentian kompetisi LSI QNB 2015 oleh PSSI sebagai dampak dari pembekuan oleh Menpora Imam Nahrawi, Huda mengatakan yang rugi dari semua persoalan itu adalah pemain dan pelatih karena langsung merasakan imbasnya.

"Jelas kami rugi sebagai pelatih dan pemain. Bulan ini kalau tidak ada laga (kompetisi), belum tentu bulan berikutnya terima gaji," keluhnya.

Huda juga menyampaikan, baik PSSI dan Menpora inginkan adanya perbaikan kompetisi sepak bola di tanah air, tetapi bukan dengan saling menunjukkan ego masing-masing yang berimbas pada perkembangan olah raga bola kaki.

"Menurut saya, mungkin PSSI ada yang kurangnya, tapi ada juga lebihnya. Sementara Menpora inginkan perbaikan, tetapi imbasnya kepada kami sebagai pelatih dan pemain," katanya.

Huda berharap, kegaduhan yang terjadi hingga kini bisa segera usai dengan baik sehingga jauh dari sanksi yang menanti dari induk olah raga sepak bola dunia, FIFA.

"Setiap klub berada dinaungan PSSI, dan PSSI di bawah AFC serta FIFA, jika hal ini tidak dicermati baik dan bijak maka bukan tidak mungkin sanksi menanti," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI