Mantan Kapten Timnas: PSSI Tak Niat Perbaiki Sepakbola Nasional

Selasa, 05 Mei 2015 | 00:31 WIB
Mantan Kapten Timnas: PSSI Tak Niat Perbaiki Sepakbola Nasional
Ketua Umum PSSI La Nyala Mattalitti (tengah) didampingi wakilnya Hinca Panjaitan (kiri) dan Tony Apriliani, saat menemui Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/4/2015). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan kapten Timnas Indonesia di SEA Games 1991, Ferril Raymond Hattu, menilai bahwa keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015-2016 merupakan bukti tidak ada niat untuk memperbaiki sepakbola nasional. Di matanya, PSSI juga dianggap telah lepas tanggung jawab.

Ferril menjelaskan bahwa pelaksanaan kompetisi mulai dari ISL, Divisi Utama hingga Liga Nusantara, berada di bawah PT Liga Indonesia. Sementara sesuai AD/ART, 99 persen saham PT Liga Indonesia adalah klub, dan 1 persen sisanya adalah PSSI.

"Meski PSSI bertanggung jawab atas terselenggaranya seluruh kegiatan sepakbola di Indonesia, namun berdasarkan regulasi yang ada, (soal) lanjut atau tidaknya kompetisi, kewenangan ada di pihak klub dan PT Liga Indonesia," jelas Ferril, saat dihubungi suara.com, Senin (4/5/2015).

Soal alasan force majeure yang diungkapkan PSSI, Ferril mengatakan bahwa alasan itu tidaklah tepat. Menurutnya, status force majeure hanyalah bentuk penekanan dari PSSI dalam membangun opini di kalangan pencinta sepakbola bahwa Menpora telah menghambat sepakbola dengan membekukan PSSI.

Ferril menambahkan, surat pembekuan Menpora itu sendiri sejatinya bukan untuk membekukan PSSI, melainkan lebih tepatnya menonaktifkan pengurus PSSI dan membentuk tim transisi.

"Ini adalah upaya membenturkan pemain dan perangkat pertandingan, dengan Menpora. Padahal tidak begitu. Jika orang PSSI paham bola, tidak mungkin melakukan cara begini. Ini yang membuktikan (pertanyaan) apakah pantas mereka mengurus sepakbola," cetus mantan pemain Petrokimia Putra Gresik ini lagi.

Adapun soal sanksi FIFA, Ferril mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dirisaukan. Dengan niat baik yang dimiliki Menpora, dirinya yakin FIFA dan AFC akan mendukung sikap pemerintah Indonesia. Kalaupun ada sanksi di man FIFA akan melarang Indonesia tampil di level internasional, lembaga itu diyakini akan tetap memperbolehkan kompetisi berjalan.

Ferril beranggapan, apa yang dilakukan Menpora pada saat ini sudah tepat. Di sisi lain, terus menurunnya prestasi timnas di level internasional dinilainya sebagai bukti bahwa sepakbola Indonesia yang selama ini dikelola PSSI, hanya diisi oleh orang-orang yang tidak berkompeten di dunia sepakbola.

Upaya membangkitkan kembali sepakbola Indonesia sendiri, dalam penilaian Ferril tidak cukup satu atau dua tahun saja. Itu pun menurutnya harus melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, PSSI, pemain, perangkat pertandingan, penonton, hingga media massa.

"Apa yang dilakukan pemerintah ini harus dilihat sebagai niat dan kesungguhan untuk membawa sepakbola Indonesia ke arah yang lebih baik. Butuh dukungan dari semua pihak dan seluruh stakeholder," ujarnya.

"Lebih baik memperbaiki ke dalam dulu, daripada main di luar, (lalu) kalah dengan Filipina, Timor Leste. Tambah bikin malu. Kompetisi tetap jalan, pemain tetap dapat kehidupan," pungkasnya. [Yovie Wicaksono]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI