Rafael Benitez, Pelatih 'Kejam' yang sulit Dipuaskan
Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 16 April 2015 | 09:00 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Siapa tak kenal Benitez. Pelatih bertangan dingin yang satu ini sudah berulang kali mengantar klub-klub yang ia asuh menjuarai berbagai kompetisi bergengsi.
Kariernya di lapangan hijau ia awali sebagai bek di akademi Real Madrid, Real Madrid Castilla. Setelah itu, ia bergabung dengan klub di Divisi Empat Spanyol, Parla, kemudian ke Linares, klub yang saat ini sudah gulung tikar.
Benitez mulai mengasah kemampuan melatihnya di usia 26 tahun. Saat itu, lelaki yang akrab disapa Rafa itu menyambi jadi staf pelatih tim U-19 dan tim cadangan Real Madrid sembari kuliah.
Selepas dari Madrid, Benitez mencoba menangani Real Valladolid dan Osasuna, namun hanya sebentar dan gagal. Kemudian, ia menukangi Extremadura pada tahun 1997 dan berhasil membawa klub kompetisi kasta kedua itu naik ke divisi utama Spanyol.
Sempat singgah sejenak di Tenerife, Benitez ditunjuk sebagai pelatih Valencia dan mulai menunjukkan kepiawaiannya dalam melatih. Ia berhasil membawa Valencia menjuarai La Liga dua musim berturut-turut sekaligus satu trofi Piala UEFA 2003/2004.
Sayang, beda pendapat dengan direktur klub membuatnya meninggalkan klub tersebut pada tahun 2004. Ia pindah ke Liverpool dan mempersembahkan gelar juara Liga Champions buat The Reds.
Dalam melatih, Benitez dikenal memiliki gaya yang 'kejam' dan disiplin. Banyak bekas anak asuhnya yang mengatakan, Benitez adalah tipe pelatih yang "sulit dipuaskan". Meski sukses memberikan gelar penting untuk Liverpool, Benitez menuai kritik lantaran dinilai gagal mengembangkan talenta lokal.
Gagal memberikan gelar juara Liga Premier pada musim 2009/2010 bagi Liverpool, kontrak Benitez diputus. Ia pun hijrah ke Italia, untuk mengisi posisi manajer Inter Milan yang lowong setelah ditinggalkan oleh Jose Mourinho.
Hanya dua musim jadi arsitek Nerazzurri, Benitez kembali ke Liga Premier Inggris. Chelsea jadi klub selanjutnya yang ia asuh. Menjadi manajer interim, ia berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Eropa bagi The Blues pada musim 2012/2013. Ia juga sukses mengantar Chelsea finis di urutan tiga klasemen Liga Premier.
Terhitung sejak 27 Mei 2013 sampai saat ini, ayah dua anak itu didapuk sebagai pelatih Napoli.
REKOMENDASI
TERKINI