Aji Santoso, Roberto Carlos-nya Indonesia yang Jago Panco

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 06 April 2015 | 09:00 WIB
Aji Santoso, Roberto Carlos-nya Indonesia yang Jago Panco
Pelatih timnas Indonesia U-23, Aji Santoso. [suara.com/Kurniawan Masud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 45 tahun yang lalu, Aji Santoso lahir di Malang, Jawa Timur. Aji Santoso adalah mantan pesepakbola nasional yang kini menjadi arsitek timnas Indonesia U-23.

Nama Aji Santoso belakangan kerap muncul di headline media-media tanah air. Ia baru saja rampung memimpin Timnas U-23 melewati babak kualifikasi Piala Asia U-23 2016.

Aji sempat sukses memimpin anak-anak asuhnya mempecundangi kesebelasan Timor Leste dan Brunei di dua laga awal Grup H. Sayang, Evan Dimas dan kolega takluk di tangan Korea Selatan di laga ketiga. Kalah selisih gol dari Arab Saudi, Timnas U-23 yang sempat bercokol di urutan 5 runner up terbaik, terlempar ke posisi 6 sehingga gagal lolos ke putaran final Piala Asia di Qatar tahun 2016 mendatang.

Kendati demikian, Aji masih punya peluang besar untuk mengharumkan nama skuat Garuda serta namanya sendiri. Pasalnya, ia masih dipercaya penuh untuk menukangi Timnas U-23 di ajang SEA GAMES 2015 yang bakal digelar di Singapura bulan Juni mendatang.

Sebelum menekuni dunia kepelatihan, Aji adalah pemain sepak bola yang cukup disegani di tanah air. Ia mengawali kariernya pada tahun 1987 sebagai punggawa Arema Malang.

Bermain pada posisi bek, pada masanya, Aji dikenal sebagai 'benteng' yang kokoh. Tak cuma piawai mengawal lapangan belakang, Aji juga kerap memberi kontribusi penting bagi serangan.

Jika diamati, banyak kesamaan antara Aji dengan sosok bek handal Brasil, Roberto Carlos. Handal menghalau pemain lawan yang hendak memporak-porandakan pertahanan tim, juga jago melepaskan tembakan-tembakan keras dan berbahaya ke gawang lawan.

Nama Aji Santoso mulai dikenal pecinta sepak bola tanah air kala berhasil membantu timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1991 di Filipina. Di SEA Games 1993, Aji kembali sukses mengibarkan bendera Indonesia, kendati hanya di podium ketiga.

Prestasinya di tingkat nasional juga tak kalah membanggakan. Ia jadi satu dari hanya sedikit pemain sepak bola nasional yang merebut juara kompetisi PSSI di tiga klub berbeda, yakni Arema (1992/1993), Persebaya Surabaya (1997/1998), dan PSM Makassar (1999/2000). Menariknya, sepanjang kariernya di lapangan hijau, Aji, yang pernah jadi juara lomba panco antarpemain, tak pernah sekalipun duduk di bangku cadangan.

Setelah gantung sepatu pada tahun 2004, Aji menekuni dunia kepelatihan. Klub pertama yang ia asuh adalah PSSI U-17. Sebelum akhirnya jadi arsitek Timnas U-23, Aji pernah duduk di kursi pelatih lebih dari 10 klub yang berbeda. Selain Persebaya Surabaya, Aji pernah menukangi Persisam Putra Samarinda dan Persema Malang.

REKOMENDASI

TERKINI