Suara.com - Pelatih Persiba Balikpapan Eddy Simon Badawi mengungkap masih memiliki sisa gaji yang belum dibayar oleh dua mantan klubnya, Bontang FC dan Persepar Palangkaraya, yang menggunakan jasanya pada kompetisi 2012 dan 2013.
Menurut Eddy Badawi, manajemen Bontang FC masih berutang berutang Rp350 juta, sementara Persepar Palangkaraya yang kini berganti nama menjadi Kalteng Putra FC menyisakan tagihan Rp165 juta dari total kontrak Rp550 juta.
Saat ditangani Eddy Simon Badawi, kedua tim tersebut berlaga di kompetisi Indonesian Premiere League (IPL).
"Sampai sekarang sisa gaji saya belum juga dilunasi. Sudah berapa tahun itu," katanya.
Selain dirinya, sejumlah pemain juga mengalami hal yang sama di Persepar, seperti Basri Lohi (PBFC), Nurhidayat, Bayu Pradana, dan Antonio Teles, yang belum dibayar gajinya hingga 5 bulan di musim 2014.
Kontrak Teles saat di Persepar sebesar Rp400 juta. Bayu Pradana dan Antonio Teles kini bermain untuk Persiba Balikpapan dan kembali dilatih Eddy Simon Badawi.
Ia mengaku sudah berkali-kali menagih sisa gaji yang menjadi haknya itu, namun manajemen Persepar maupun Bontang FC terus mengelak.
"Saya pernah datang baik-baik menagih sisa gaji saya. Oleh CEO Kalteng Putra Lohing Simon, saya diberi jawaban bahwa urusan gaji 2014 adalah urusan pengurus 2014. Padahal, Lohing Simon juga jadi pengurus saat masih bernama Persepar Palangkaraya," ujar Eddy Simon.
Sementara di Bontang FC, Eddy Badawi mengaku sempat diajak bicara oleh Wali Kota Adi Dharma dan Wakilnya Isro Umarghani.
"Tapi, sampai sekarang gaji saya juga tak kunjung dibayar," katanya.