DPR Minta BOPI Beri Keringanan bagi Tim yang Tak Direkomendasi

Kamis, 26 Maret 2015 | 22:50 WIB
DPR Minta BOPI Beri Keringanan bagi Tim yang Tak Direkomendasi
Rapat kerja Komisi X DPR-RI dengan BOPI, PSSI, dan PT Liga Indonesia, Kamis (26/3/2015). [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - DPR lewat Komisi X meminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak mempermasalahkan persyaratan legalitas enam klub yang tidak direkomendasikan ikut Indonesia Super League musim 2015.

Hal itu tampak dalam rapat dengar pendapat Komisi X dengan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), PT. Liga Indonesia dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), yang membahas kick off Indonesia Super League (ISL) yang terjadwal 4 April.

"Saya minta tanggal 4 April tetap dilaksanakan. Kalau ada kesulitan, saya bersedia mengurus, bertanggungjawab supaya ini bisa berjalan," kata Anggota Komisi X Fraksi Golkar Kahar Muzakir, dalam rapat, Kamis (26/3/2015).

Dia juga meminta supaya BOPI tidak perlu terlalu keras untuk menseleksi tim yang tepat untuk ikut ISL. Apalagi, tambahnya, BOPI hanya bertugas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga saja.

"BOPI tidak jelas statusnya. Dengan selembar SK terus ngatur-ngatur. Nggak boleh itu. Ini sebenarnya bisa dituntut. Kalau perlu kita minta supaya BOPI dibubarkan," tutur Kahar.

Senada, Anggota Komisi X Fraksi Gerindra Sutan Adil Hendra juga meminta supaya kick off pada 4 April nanti bisa tetap berjalan.

Dia mengatakan, penampilan klub sepak bola Indonesia sudah dinanti oleh masyarakat saat ini. Jangan sampai, tambahnya, di tengah iklim politik yang meningkat ini, masyarakat menganggap persepakbolaan Indonesia ini juga dipolitisir.

Dia juga memberi solusi, supaya enam tim yang terkendala masalah adminitrasi ini untuk diberi keringanan. "Berikan kesempatan, kita cari solusinya. Biarkan ikut ISL sampai putaran pertama," kata Sutan.

Sementara Anggota Komisi X Fraksi Hanura Dadang Rusdiana menambahkan, putaran pertama ini bisa diberikan kepada klub yang dianggap BOPI bermasalah, untuk berbenah. Jika dalam putaran pertama tidak selesai, maka klub itu bisa diberi hukuman.

"Yang enam klub bermasalah itu diberi waktu putaran pertama, ketika tidak bisa dipenuhi maka tidak bisa lanjutkan putaran selanjutnya. Tapi ini dilakukan dengan komitmen," tegasnya.

Anggota Komisi X Fraksi Gerindra Moreno Suprapto juga menambahkan, di negara lain, kesulitan adminitrasi seperti ini tidak menganggu jadwal pertandingan. Karenanya, dia meminta supaya kick off ISL tetap digelar tanpa ditunda.

"Di Italia dan Spanyol ada klub bermasalah, tapi kompetisi dan klub tetap berjalan. Konsekuensinya ada diakhir musim poinnya dikurangi," kata Moreno.

Dalam rapat kali ini, Ketua BOPI Noor Aman memaparkan 18 tim peserta ISL setelah dilakukan pengecekan syarat profesionalimenya. Ada sejumlah tim yang terkendala. Satu tim diberikan rapot kategori C, yang artinya dapat rekomendasi dengan catatan keras. Sedangkan enam tim lainnya belum direkomendasikan untuk ikut ISL.

"Kita buat catatan, ada satu tim yang masuk catatan kategori C yang artinya catatan keras, yaitu Persebaya yang tidak memiliki SIUP, tapi masih bisa ikut. Sementara ada enam tim yang masuk catatan D, yang artinya belum direkomendasikan ikut ISL," kata Aman.

Keenam tim yang tidak dapat rekomendai BOPI itu adalah Mitra Kukar, Persela Lamongan, Gresik United, Perseru Serui, Pelita Bandung Raya (PBR) dan Arema Indonesia. Keenam ini bermasalah lantaran ketaatan bayar pajak.

Sementara tim lainnya yang mendapat rekomendasi yang terkategori A adalah, Semen Padang, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Persipura.

Sedangkan yang direkomendasi dengan catatan ringan atau terkategori B, adalah Bali United, Barito Putra, Persiram Raja Ampat, Pusamania Borneo, PSM Makasar dan Persiba Balikpapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI