Suara.com - Dua wakil Inggris di Liga Champions, Manchester City dan Arsenal sedang berusaha memperbaiki kerusakan yang diderita pada leg pertama 16 besar demi satu tempat di perempat final.
Pada laga pertama di kandang sendiri, Arsenal takluk 1-3 di tangan AS Monaco. Sedangkan City dibekap Barcelona 1-2, juga di kandang sendiri.
Yang menjadi pertanyaan, masih adakah harapan bagi dua klub Inggris itu untuk membalikkan defisit sekaligus membawa nama Inggris bertahan di ajang Liga Champions?
Jika gagal, maka akan menjadi awan gelap buat sepakbola Inggris. Pasalnya, sejak 1996 baru sekali Inggris gagal menghadirkan wakil di perempat final Liga Champions, dan itu terjadi pada 2013.
Sejarah Tak Mendukung
Perjuangan berat harus dijalani Arsenal dan City. Pasalnya kedua klub membiarkan lawan memiliki tabungan gol tandang.
Untuk lolos, City wajib mencetak menimal dua gol, sekaligus menjaga gawang mereka dari kebobolan. Sedangkan Arsenal membutuhkan mnimal tiga gol untuk menjaga asa.
Melihat sejarah, keuntungan berpihak kepada pihak yang menang di leg pertama. Sekitar 73,7 persen klub yang lolos adalah pihak yang menang di leg pertama.
Tak hanya itu, 67,1 persen klub yang memiliki keunggulan satu gol di leg pertama, seperti Barcelona saat ini, lolos ke babak berikut. Sedangkan 85,4 persen klub yang unggul dua gol di leg pertama, seperti Moncao, lolos ke babak selanjutnya.
Meski sulit, peluang masih dimiliki dua wakil Inggris tersebut. Pasalnya dalam sejarah Liga Champions, tercatat tujuh kali sebuah klub mampu lolos meski defisit dua gol atau lebih di leg pertama.
Tapi, sayangnya tak ada satu klub pun yang lolos ke babak selanjutnya dengan defisit dua gol atau lebih di leg pertama jika laga leg kedua dilakukan di kandang lawan.