Suara.com - Hari ini, 52 tahun yang lalu, Ricky Yacob lahir di Medan, Sumatera Utara. Ricky Yacob adalah pesepakbola Indonesia pertama yang merumput di Jepang.
Sebelum punya striker hebat macam Boaz Solossa, Bambang Pamungkas, dan Kurniawan Dwi Yulianto, tim nasional Indonesia pernah punya juru gedor handal. Ricky Yacob namanya.
Ricky adalah striker legendaris Indonesia yang berkibar namanya di pertengahan tahun 1980-an. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Rec Sport Soccer Statistics Foundation (RSSSF), Ricky memperkuat timnas sejak akhir tahun 1985 hingga tahun 1991. Selama berseragam merah putih, Ricky turut mempersembahkan medali emas pada ajang SEA Games tahun 1987.
Ricky Yacob dikenal sebagai penyerang yang punya kecepatan dan intuisi tajam di lapangan hijau. Oportunis, Ricky terdepan dalam hal memanfaatkan peluang emas untuk dikonversi menjadi gol.
Penampilannya di lapangan juga cukup mencolok. Gayanya mengolah si kulit bundar, dipadu dengan rambut gondrong dan wajah rupawan, membuatnya kerap disamakan dengan Paul Breitner, veteran gelandang Jerman yang mempersembahkan trofi Piala Dunia tahun 1974.
Di kompetisi lokal, Ricky menghabiskan sebagian besar kariernya untuk memperkuat klub Arseto Solo. Sebelumnya, ia juga pernah jadi punggawa PSMS Medan. Namun, dirinya belum pernah mencicipi satupun gelar juara Galatama maupun Liga Indonesia bersama dua klubnya tersebut.
Publik sepak bola tanah air belum melupakan kiprah seorang Ricky Jacob di ajang Asian Games 1986 Korea Selatan. Di kompetisi olah raga se-Asia itu, striker bertinggi badan 177 sentimeter itu membuat Asia terpukau oleh tendangan voli jarak jauhnya yang bersarang di gawang Uni Emirat Arab.
Selepas Asian Games, popularitas Ricky meroket. Tahun 1988, Ricky jadi pemain sepak bola Indonesia pertama yang merumput di Jepang bersama klub Matsushita. Kala itu, prestasi Ricky jadi sebuah kebanggaan, baik bagi dirinya, maupun bagi masyarakat Indonesia. Ricky Yacobi, demikian nama yang ia dapat kala memperkuat klub Jepang yang kini sudah berganti nama menjadi Gamba Osaka.
Sayang, udara Jepang yang dingin tak mendukung prestasinya. Tak mampu beradaptasi, Ricky pun tercatat hanya melakoni empat laga dan cuma mencetak satu gol.
Setelah gantung sepatu, Ricky menekuni profesi kepelatihan. Ia membuka Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi yang berlokasi di lapangan F, Senayan, Jakarta Pusat. Lewat sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Kelompok Pecinta Olahraga Sepak Bola Senayan (KPOSS) itu, Ricky mengumpulkan dan melatih talenta-talenta berbakat berusia 7-12 tahun dari kalangan masyarakat kurang mampu.