Mauricio Pochettino, Jagonya Memoles Talenta Lokal

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 02 Maret 2015 | 09:00 WIB
Mauricio Pochettino, Jagonya Memoles Talenta Lokal
Mauricio Pochettino. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 43 tahun yang lalu, Mauricio Pochettino lahir di Murphy, Argentina. Lelaki bernama lengkap Mauricio Roberto Pochettino Trossero ini adalah arsitek klub Liga Premier Inggris, Tottenham Hotspur.

Sebagai pelatih, Pochettino dikenal dengan gaya sepak bola menyerang dengan satu striker sebagai ujung tombak. Ia mengarahkan anak-anak asuhnya untuk membangun serangan dari belakang, melakukan intimidasi, dan membongkar pertahanan tim lawan.

Pochettino juga termasuk pelatih yang tidak suka menghambur-hamburkan uang untuk membeli pemain bintang. Sebaliknya, Pochettino lebih memilih mengoptimalkan bakat-bakat lokal, seperti pemain-pemain yang dibesarkan oleh akademi klub.

Pochettino ditunjuk sebagai manajer Tottenham Hotspur sejak 27 Mei 2014. Dengan tangan dinginnya, ia memoles talenta-talenta muda macam Harry Kane menjadi juru gedor yang cukup bisa berbicara banyak buat The Lilywhites. Sebelumnya, Pochettino adalah arsitek Southampton. Di bawah asuhannya, Southampton menjelma jadi kekuatan baru yang mampu memporakporandakan pertahanan klub-klub papan atas Liga Premier seperti Liverpool dan Chelsea.

Espanyol adalah klub yang ia arsiteki sebelum pindah ke Southampton. Kala itu musim 2008/2009 dan Espanyol terpuruk di posisi tiga dari bawah di papan klasemen La Liga Spanyol. Meski baru pertama kali menjadi pelatih, Pochettino sukses mendongkrak prestasi klub dan 'memaksanya' finis pada posisi 10 di akhir musim.

Sama seperti kebanyakan pelatih hebat lain, Pochettino mengawali kariernya di lapangan hijau sebagai pemain. Klub pertama yang ia bela adalah Newell's Old Boys. Setelah itu, ia hijrah ke Spanyol dan bergabung dengan Espanyol. Selepas dari Espanyol, Pochettino beberapa kali menjajal peruntungan di klub-klub Prancis seperti Paris Saint Germain dan Bordeaux sampai akhirnya berlabuh kembali di Espanyol.

REKOMENDASI

TERKINI