Suara.com - CEO Arema Cronus Indonesia Malang, Iwan Budianto, mengingatkan Menpora Imam Nahrawi dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), untuk tidak berbangga diri setelah memutuskan menunda kick off Liga Super Indonesia (ISL) 2015.
"Menpora dan BOPI jangan bangga berhasil menunda Liga Super Indonesia yang seharusnya sudah digulirkan akhir pekan ini. Sebab, penundaan ini justru menjadi sebuah kerugian yang dampaknya sangat luar biasa. Tidak hanya klub, tapi banyak pihak yang dirugikan," tegas Iwan di Malang, Jatim, Jumat (20/2/2015).
Iwan menegaskan, klub dirugikan itu sudah pasti. Selain itu, sponsor pun menurutnya akan berteriak, karena mereka sudah menyusun jadwal untuk sebuah promosi.
Tidak hanya itu, pedagang kaki lima (PKL) dan tukang parkir di kawasan Stadion Kanjuruhan pun menurutnya, terkena imbasnya karena mereka jauh-jauh hari berharap mendapatkan penghasilan pada saat laga kandang perdana Arema yang menjamu Bali United, Sabtu (21/2). Namun dengan penundaan kick off tersebut, harapan mereka menjadi pupus.
"Apakah Menpora dan BOPI berpikir sampai ke arah situ?" tutur Iwan.
Iwan pun mengakui, penundaan kick off ISL tersebut berpengaruh terhadap finansial tim serta elemen lainnya. Untuk panitia penyelenggara pertandingan (Panpel) Arema misalnya, kerugiannya sangat besar terutama dari pemasukan tiket laga perdana yang digelar pada akhir pekan dan berpotensi dipadati puluhan ribu Aremania (suporter Arema), serta pemasukan dari sponsorship lebih awal.
Sejak awal, lanjut Iwan, klub sangat berharap kompetisi diputar sesuai jadwal. Menpora pun diharapkan bisa membantu klub untuk lebih cepat menjadi profesional dengan aturan yang mendukung.
"Menteri Kelautan saja memberikan banyak kemudahan kepada nelayan agar lebih cepat sejahtera. Begitu juga (mestinya) menteri yang lain," katanya.
Harusnya, tegas Iwan, Menpora juga memberikan kemudahan kepada klub-klub sepakbola, karena klub ini masih dalam proses menuju profesional. Namun sekarang menurutnya, Kemenpora justru mempersulit pemasukan klub dengan menunda kompetisi. Sebenarnya, kata Iwan lagi, Arema sangat berharap Menpora dan BOPI terjun langsung ke klub, untuk melihat bagaimana susahnya mengelola klub sepakbola.
"Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka ke 18 klub LSI, agar tahu secara langsung bagaimana mengelola klub. Dan kalau memang klub belum bagus manajemennya, ya, dibenahi sambil kompetisi berjalan. Jangan menunda jadwal yang sudah ditetapkan," tandasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan keputusan Menpora, jadwal ISL yang seharusnya digelar mulai Jumat (20/2) ini, ditunda hingga dua pekan ke depan (4 Maret). Keputusan penundaan kick off ISL tersebut didasarkan pada hasil verifikasi yang dilakukan BOPI terhadap kontestan LSI.
Dari hasil verifikasi tersebut, ada 18 klub kontestan ISL 2015 yang disebut belum melengkapi aspek legalitas dan finansialnya. Sehingga akhirnya mereka pun diberi waktu selama dua pekan untuk memenuhi persyaratan tersebut. [Antara]
CEO Arema: Menpora-BOPI Jangan Bangga Tunda ISL
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Sabtu, 21 Februari 2015 | 02:30 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Borneo FC Lewati Rekor Unbeaten Persib, tapi Catatannya Masih Kalah dari Tim Legendaris Ini
04 Maret 2024 | 12:18 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI