Menpora Imbau AFC Tinjau Syarat Standar Klub

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 19 Februari 2015 | 00:30 WIB
Menpora Imbau AFC Tinjau Syarat Standar Klub
Menpora Imam Nahrawi (kiri). [Antara/Regina Safri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengimbau kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk meninjau kembali rincian persyaratan yang harus dipenuhi klub maupun operator liga. Hal tersebut dinilai penting guna mengetahui apakah klub ataupun operator liga sudah memenuhi standar AFC atau belum.

"Ini momentum bagi kita untuk mengajak AFC berbicara yang lebih detail lagi. Apakah prasyarat yang dipenuhi klub atau operator liga sudah memenuhi standar AFC atau tidak," kata Imam saat jumpa pers penundaan kompetisi ISL 2015 di Kantor Kemenpora di Jakarta, Rabu (18/2/3015).

Menpora sebelumnya memutuskan untuk menunda kompetisi sepak bola terbesar di Tanah Air tersebut hingga dua minggu mendatang, yakni pada 4 Maret 2015 karena sebagian besar klub dan PT Liga Indonesia belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BOPI.

BOPI belum bisa menerbitkan rekomendasi izin keramaian yang berdampak pada mundurnya laga pembuka ISL 2015 antara Persib Bandung dan Persipura Jayapura. Laga pembuka tersebut, sebelumnya dijadwalkan akan digelar pada 20 Februari 2015.

Namun demikian, Imam memastikan BOPI akan mengeluarkan rekomendasi untuk dua klub tersebut yang akan tampil di Piala AFC.

Ia membuat pengecualian terhadap klub yang bertanding di Piala AFC mengingat pertandingan yang akan dihelat di kandang Persib tersebut sudah menjadi kesepakatan lama untuk tetap diselenggarakan sesuai jadwal.

Persib akan tampil di Piala AFC melawan juara Liga Maladewa, New Radiant, di Stadion Si Jalak Harupat pada 25 Februari 2015.

"Saya kira BOPI akan segera mengeluarkan rekomendasi. Terkait dengan AFC, sesungguhnya adalah produk lama yang sudah disepakati jadi tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mengeluarkan rekomendasi kepada kepolisian," kata Imam menambahkan.

Penundaan ISL diakui telah mengecewakan banyak pihak, namun Imam mengatakan penundaan ini menjadi momentum untuk memulai kompetisi yang profesional dengan melewati mekanisme dan proses yang jelas sehingga tidak banyak yang dirugikan, seperti kasus gaji pemain dan pelatih yang menunggak tidak terulang lagi di ISL berikutnya.

"Terkait dengan risiko yang ada, itu menjadi konsekuensi, tetapi saya berharap seluruh masyarakat bangsa untuk memaklumi. Yakinlah kita akan mendapat hasil yang baik di masa datang," kata Menpora. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI