Tim Sembilan Undang Intelkam Polri dan Imigrasi

Arif Sodhiq Suara.Com
Senin, 12 Januari 2015 | 17:30 WIB
Tim Sembilan Undang Intelkam Polri dan Imigrasi
Kongres Tahunan PSSI 2015 di Jakarta, Minggu (4/1). [Antara/Ismar Patrizki]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Sembilan bentukan Kemenpora akan mengundang pihak Intelijen Keamanan (Intelkam) Polri dan Imigrasi terkait izin pertandingan dan pemain asing. Salah satu tugas Tim Sembilan adalah mengawasi kinerja PSSI.

"Besok kami akan menggelar rapat ketiga. Kami mengundang pihak Intelkam Polri, Imigrasi dan PPATK. Kami akan menjadi pendengar di sini," ujar anggota Tim Sembilan, Gatot Dewa Broto di sela penandatanganan Pakta Integritas Bentuk Komitmen Kemenpora Menuju Good Governance Membangun Indonesia Hebat di Jakarta, Senin (12/1/2015).

Menurut dia, saat bertemu Intelkam Polri, pihaknya akan mendengar penjelasan terkait proses periizinan pertandingan. Selama ini, banyak pertandingan batal digelar karena belum mendapatkan izin.

"Sebagai contoh bagaimana sebelum pertandingan itu tidak mendapatkan izin. Kami ingin tahu bagaimana prosesnya," jelasnya.

Sementara saat bertemu dengan Imigrasi, lanjut dia, pihaknya ingin mengetahui kepatuhan pemain asing dalam mengurus sistem keimigrasian. Hal ini termasuk proses bagaimana agen pemain mengurus administrasinya.

"Kami ingin melindungi klub. Jangan sampai mereka dirugikan terutama dari sektor keimigrasian. Untuk PPATK kami ingin mengetahui seluk beluk perputaran uang," kata Deputi V Kemenpora Bidang Harmonisasi itu.

Sebelumnya, Tim Sembilan telah melakukan audiensi dengan beberapa pihak mulai dari KONI, KOI, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) serta Komisi Informasi Publik (KIP).

"Kalau diizinkan PSSI kami juga akan menerima pihak Asosiasi Provinsi PSSI. Tapi PSSI aja gak mau? Tunggu saja," kata Gatot.

Terkait penggantian anggota Tim Sembilan yakni Budiarto Shambazy, Gatot mengungkapkan masih dalam proses. Namun dia memastikan pengganti wartawan Kompas itu bukan dari kalangan media. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI