Marcelo Salas, El Matador yang 'Bungkam' Si 'Tangan Tuhan'

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 24 Desember 2014 | 09:00 WIB
Marcelo Salas, El Matador yang 'Bungkam' Si 'Tangan Tuhan'
Marcelo Salas. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 40 tahun yang lalu, Jose Marcelo Salas Melinao lahir di Temuco, Chile. Marcelo Salas adalah mantan striker asal Chile yang sukses di Argentina, juga Italia.

El Matador, demikian julukan akrab striker bertinggi badan 173 sentimeter tersebut ketika masih aktif mengolah si kulit bundar. Pesepakbola yang pernah menjadi Pemain Terbaik Amerika Selatan pada tahun 1997 itu dikenal memiliki intuisi penyerang yang tajam.

Pemain depan yang punya julukan lain Shileno itu dikenal memiliki kaki kiri yang mematikan. Soal duel udara, Salas juga tak kalah hebatnya dengan pemain-pemain lain yang berpostur relatif lebih tinggi darinya.

Prestasi puncaknya adalah ketika membela Chile pada Piala Dunia 1998 di Prancis. Ketika itu, Salas jadi kebanggaan Chile lewat empat gol yang ia ciptakan dalam empat laganya bersama timnas. Hingga saat ini, belum ada yang mengalahkan rekor Salas sebagai pencetak gol terbanyak bagi timas Chile dengan torehan 37 gol.

Pemain yang dibesarkan tim muda Deportes Temuco ini mengawali karier seniornya di Universidad de Chile, sebuah klub di negaranya. Tahun 1996, Salas hijrah ke Argentina. River Plate jadi tim besar pertama yang ia bela di negeri Tango itu. Sempat dihujani kritik, termasuk oleh legenda Albiceleste, Diego Maradona, Salas langsung membungkam suara sumbang yang muncul dengan prestasi membanggakan, antara lain jawara Torneo de Apertura, Clausura, Apertura dan Supercopa Sudamericana.

Menonjol di tanah Amerika, Salas direkrut Lazio pada tahun 1998. Di musim keduanya bersama Lazio, Salas sukses mempersembahkan gelar Scudetto pertama bagi Lazio yang puasa gelar sejak tahun 70-an. Tren itu berlanjut saat Salas pindah ke Juventus. Bersama klub asal Kota Turin itu, Salas mencicipi lagi gelar Scudetto, kali ini bahkan hingga dua kali, berturut-turut pula.

Empat tahun merumput bersama Si Nyonya tua, Salas kembali ke Argentina, membela River Plate, tim lamanya lagi. Dua tahun di River Plate, Salas memutuskan pindah ke klub yang membesarkannya, Universidad de Chile dan menghabiskan kariernya di situ.

REKOMENDASI

TERKINI