Tim Cahill, Jagoan Lapangan Hijau dari Tanah Pembuangan Napi

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 06 Desember 2014 | 09:00 WIB
Tim Cahill, Jagoan Lapangan Hijau dari Tanah Pembuangan Napi
Tim Cahill. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 35 tahun yang lalu, Timothy Filiga Cahill lahir di Sidney, Australia. Tim Cahill, demikian dia akrab disapa, adalah pemain tim nasional Australia yang saat ini merumput di Major League Soccer (MLS) bersama klub New York Red Bulls.

Gaung Australia di dunia sepak bola boleh dibilang tak terlalu nyaring terdengar. Namun, jangan disangka jika benua bekas tempat pembuangan kriminal Inggris itu tak pernah melahirkan jawara lapangan hijau. Salah satunya adalah Tim Cahill, gelandang andalan timnas Australia yang kini berstatus sebagai pencetak gol terbanyak the Socceroos.

Cahill, adalah salah satu aktor era kebangkitan sepak bola Australia di kancah dunia. Cahill punya andil dalam keberhasilan tim benua kangguru kembali menembus putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman setelah selalu absen sejak tahun 1974. Yang membanggakan, Cahill adalah orang Australia pertama yang mencetak gol di putaran final Piala Dunia. Gol itu tercipta lewat kaki Cahill ke gawang Jepang pada Piala Dunia 2006. Gol bersejarah itu ditorehkannya di menit 84 setelah masuk ke lapangan menggantikan Bresciano di menit 52.

Soal jadi yang pertama, Cahill tak hanya melakukannya di Piala Dunia. Pada tahun 2007, Cahill jadi orang Australia pertama yang mencetak gol di ajang Piala Asia. Sepanjang kariernya di timnas, Cahill telah memainkan 76 laga dan mengantongi 36 gol, terbanyak di antara pemain Australia lainnya.

Pemain bertinggi badan 178 sentimeter ini terkenal tajam di depan gawang lawan. Ia disebut-sebut memiliki skill heading di atas rata-rata berkat kemampuannya melakukan lompatan tinggi. Tak heran, gol yang dicetak dengan kepala 'bertuah'-nya cukup punya porsi banyak di daftar raihan golnya.

Bakat olah bola bocah yang lahir dari ayah keturunan Irlandia dan ibu orang Samoa ini sudah terlihat sejak kecil. Namun, karier profesionalnya baru dimulai pada 1997 ketika Cahill memutuskan hijrah ke Inggris untuk bermain bersama Millwall, sebuah klub strata dua Liga Inggris. Tampil cukup menonjol di Millwall, Cahill dipinang Everton. 226 kali membela klub asal Liverpool itu, Cahill sukses menyarangkan 56 gol dan sekali membawanya ke final Piala FA.

Delapan tahun bersama The Toffees, Cahill memutuskan pindah benua. Amerika tujuannya. Bersama New York Red Bulls, suami Rebekah Greenhill ini pernah mencatat rekor mengagumkan. Ayah empat anak yang aktif di kegiatan amal anak-anak di UNICEF itu masih memegang rekor pencetak gol tercepat dalam sejarah MLS. Rekor itu dibuatnya pada 20 Oktober 2013 saat mencetak gol ke Houston Dynamo, 7 detik setelah peluit kick-off dibunyikan.

REKOMENDASI

TERKINI