Hari ini, 22 tahun yang lalu, Stephan El Shaarawy lahir di Savona, Italia. Mendengar namanya, orang akan langsung teringat pada sosok berambut mohawk yang berlarian dengan seragam motif garis merah-hitam di San Siro, stadion kandang raksasa Italia, AC Milan.
Il Faraone atau Firaun kecil, begitu dia akrab dipanggil. Julukan itu didapat lantaran darah Mesir - negeri para Firaun - yang diturunkan sang ayah, mengalir di tubuhnya. Sejak awal kemunculannya di dunia sepak bola profesional, El Shaarawy sudah digadang-gadang bakal menjadi pemain kelas dunia. El Shaarawy biasa bermain di sayap kiri. Tapi tak jarang, arsitek Il Diavolo Rosso Fillipo Inzaghi menempatkannya sebagai gelandang penyerang atau striker.
Blasteran Mesir-Italia ini dianugerahi kemampuan olah bola yang jarang dipunyai pemain lain. El Shaarawy dikenal akan kekuatan kakinya. Ia kerap menebar ancaman dengan tembakan langsung dan terarahnya ke gawang lawan dari jarak jauh. Kekuatan itu kian lengkap dipadu dengan skill dribbling dan passing-nya yang di atas rata-rata. Striker bertinggi badan 192 sentimeter itu juga satu dari sedikit pemain yang punya keahlian first-touch mengagumkan.
Soal kemampuan, El Shaarawy kerap disejajarkan dengan bintang-bintang besar lapangan hijau seperti Cristiano Ronaldo, Neymar, sampai Messi. "Selalu bisa membuat bola seakan melekat erat di kaki, ia sudah membuktikan bahwa ia adalah pemain yang baik," demikian kata legenda Milan Jose Altafini. Meski disamakan dengan nama-nama besar, El Shaarawy justru mengaku mencontoh gaya permainan playmaker Milan, Kaka.
Shaarawy meneken kontrak dengan Milan setelah sebelumnya bermain untuk Genoa dan Padova. Meski hanya membukukan sedikit gol di musim pertama, Shaarawy meroket di musim kedua 2012/2013. Golnya pada laga kontra Zenit di Liga Champions menjadikannya sebagai pencetak gol termuda AC Milan di kompetisi paling bergengsi se-Eropa itu. Shaarawy juga menutup musim itu dengan manis. Ia menjadi top scorer Serie A dengan torehan 14 gol, sekaligus pencetak gol terbanyak AC Milan di segala kompetisi dengan raihan 16 gol. Di musim ketiga, El Shaarawy hanya melakoni delapan laga dengan AC Milan karena cedera yang membekapnya. Namun, musim keempat menjadi awal baru bagi si bocah blasteran dengan tampil impresif di berbagai laga. Berkolaborasi dengan Fernando Torres dan Keisuke Honda, El Shaarawy diharap mampu melanjutkan tren positifnya di Serie A.
Selain menjadi punggawa Milan, Shaarawy juga merupakan punggawa timnas Italia. Kariernya di Azzuri diawalinya dari timnas U-17 pada tahun 2009, sementara debutnya bersama timnas senior ia lakoni pada 15 Agustus 2012 dalam laga persahabatan melawan Inggris. Namun, ternyata Shaarawy pernah mendapat penolakan pula. Adalah timnas Mesir yang menolak Shaarawy untuk bergabung pada tahun 2009. Ketika itu, pelatih Mesir Hassan Shehata tidak sudi memanggil Shaarawy dengan alasan dirinya sudah bermain di liga asing.
Beberapa bulan lalu, El Shaarawy berkunjung ke Indonesia bersama 15 pemain legendaris dunia dalam rangkaian tur bertajuk Domikado Football Legends Tour 2014. Ada yang unik pada kunjungan si rambut mohawk ke Jakarta. Apalagi jika bukan kabar soal artis Julia Perez yang mencoba mendekati si bintang AC Milan. Pelantun Belah Duren itu mengaku naksir dengan Shaarawy. Tak cuma itu, ia mengklaim pernah makan malam dan jalan bareng Shaarawy. Namun, Jupe juga mengaku dirinya sempat membuat seorang Shaarawy ngambek karena dirinya sibuk syuting sehingga tak bisa menemui Shaarawy di waktu yang telah dijanjikan.