Arsene Wenger, Penghapus Istilah 'Boring Arsenal'

Rabu, 22 Oktober 2014 | 08:59 WIB
Arsene Wenger, Penghapus Istilah 'Boring Arsenal'
Manajer Arsenal Arsene Wenger dalam sesi latihan bersama The Gunners (30/9). (Reuters/Stefan Wermuth)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 65 tahun silam, Arsene Wenger lahir di Strasbourg, Prancis. Orang Prancis yang sukses di negeri orang, itulah Arsene Wenger, manajer terlama dan tersukses di klub raksasa Inggris, Arsenal.

Boring, boring Arsenal, demikian klub London Utara diejek oleh media sebelum tahun 1996. Apalagi jika bukan karena kurangnya kreativitas permainan dan minimnya gelar yang diraih. Namun, semua berubah sejak Wenger didapuk sebagai arsiteknya. Pelatih yang sebelumnya mengasuh AS Monaco dan klub J-League Nagoya Grampus Eight, datang dengan metode dan visi baru bagi The Gunners.

Sepak bola yang menghibur, begitu konsep yang ditawarkan Wenger kepada Arsenal saat pertama kali menginjakkan kakinya di Highbury. Wenger pulalah salah satu penganut gaya permainan menyerang yang terbukti ampuh membuat klub London Utara itu meraih kemenangan demi kemenangan.

Wenger juga dikenal sebagai pelatih bertangan dingin yang piawai memoles pemain-pemain muda berbakat, juga murah, menjadi bintang lapangan hijau yang ditawar klub lain dengan harga selangit. Contohnya adalah ketika Arsenal membeli Cesc Fabregas dan Robert Pires dengan dana sedikit. Wenger mampu menyulap mereka jadi pemain yang bukan murahan. Ketajaman Wenger dalam memilih bakal pemain bintang juga terbukti saat dirinya memboyong Patrick Vieira dan Thierry Henry. Tak terlalu murah memang, namun itu sepadan dengan tiga gelar Liga Premier dan empat Piala FA yang dipersembahkan Vieira, serta dua gelar Liga dan tiga Piala FA yang diraih saat Thierry Henry masih berseragam The Gunners.

Sampai saat ini, Wenger masih melanjutkan tren pembelian pemain-pemain murah berbakat itu. Memang, para pemain muda itu belum terlalu menelurkan banyak gelar. Namun bukan Wenger namanya jika tak punya ramuan strategi rahasia untuk memoles mereka menjadi emas.

Kebiasaan Wenger memilih pemain muda nan murah dari antah berantah bukan tak menuai kritik. Banyak yang berpendapat Arsenal akan lebih hebat jika tak menaruh tanggung jawab di atas pundak pemain baru yang minim jam terbang di Liga Premier. Namun berulang kali manajer berjuluk The Professor mematahkan pandangan itu. Loyalitas dan visinya yang jauh ke depan itulah yang justru membuat Wenger tetap bertahan di Emirates Stadium.

Wenger juga dikenal memiliki intuisi tajam dalam memilih calon pemain yang bakal bersinar. Contoh mudahnya adalah ketika ia membeli striker MU Danny Wellbeck. Walau sempat dicibir lantaran Wellbeck yang dinilai tak terlalu produktif mencetak gol, Wenger membuktikan bahwa dirinya tak asal pilih. Wellbeck tampil menggila, dirinya mencetak 5 gol dalam 7 laga yang dilakoninya bersama Arsenal awal musim ini. Tiga gol diantaranya adalah hattrick yang ia ciptakan kala Meriam London menggilas Galatasaray 4-1.

Di waktu luang, ternyata suami Annie Brosterhous ini tak pernah lepas dari urusan bola. Waktu senggangnya ia habiskan untuk mempelajari rekaman-rekaman laga sepak bola. Lelaki yang tertarik pada dunia politik ini juga bekerja sebagai konsultan sepak bola di stasiun televisi Prancis, TF1. Wenger juga pernah menulis buku. Buku yang lagi-lagi tentang sepak bola itu berjudul Shosa no Spirit dan dipasarkan di Jepang. Wenger juga diketahui fasih berbicara bahasa Jerman, Inggris, Spanyol, Italia, dan sedikit Jepang, di samping bahasa ibunya, Prancis.

REKOMENDASI

TERKINI