Suara.com - Hari ini, 19 tahun yang lalu, Paulo Oktavianus Sitanggang lahir di Deli Serdang, Sumatera Utara. Paulo Sitanggang adalah gelandang Timnas Indonesia U-19 yang kini merumput di klub Mitra Kukar.
Nama Paulo Sitanggang memang belum setenar Evan Dimas Darmono, gelandang yang juga dipercaya memegang ban kapten timnas U-19. Maklum, arsitek Garuda Muda Indra Sjafri lebih sering membangkucadangkan Paulo ketimbang memasangnya sebagai starter.
Namun, apa yang terjadi pada laga perdana Grup B Piala Asia U-19 di stadion Thuwunna, Myanmar, membuat sosok Paulo Sitanggang muncul ke permukaan. Tertinggal dua gol dari Uzbekistan, Indra Sjafri menarik Zulfiandi dan memasukkan Paulo di menit ke-55. Strategi Indra ternyata tak salah. Paulo berhasil memperkecil ketertinggalan dengan gol yang ia ciptakan. Itu bukan gol biasa, melainkan gol spektakuler yang ia buat pada jarak 27 meter dari mulut gawang.
Memang, akhirnya Indonesia kalah 3-1 dari negara pecahan Uni Soviet itu. Tetapi gol yang dibuat Paulo, mengubah cara Indra memandang pemain bertinggi badan 163 sentimeter tersebut. Pelatih kelahiran Sumatera Barat itu memberi kepercayaan lebih dengan memasang Paulo sebagai sebelas pertama di laga kedua Grup B kontra Australia.
Sayang, Paulo tak bisa berbuat banyak di laga krusial tersebut. Gol semata wayang Australia memperkecil peluang Indonesia lolos dari fase grup. Paulo dan kolega pun akhirnya terpaksa angkat koper usai dihancurkan Uni Emirat Arab 4-1 di laga ketiga. Meski belum berhasil mempersembahkan yang terbaik bagi merah putih, usaha keras yang telah dilakukan putra-putri terbaik bangsa itu patut diapresiasi.
Bagi seorang Paulo, bisa bergabung dengan remaja-remaja hebat setanah air dalam tim Garuda Jaya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Jalan panjang dan berliku harus dilalui putra pasangan Maringan Sitanggang dan Eviana Silalahi itu.
Sejak kecil, Paulo sudah menunjukkan ketertarikannya pada si kulit bundar. Oleh orangtuanya, Paulo disekolahkan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Kurnia Medan. Tak berapa lama kemudian, Paulo pindah ke Surya Putra Mariendal, sekolah sepak bola pimpinan ayahnya sendiri.
Latihan keras dan kedisiplinan membuahkan hasil. Pada tahun 2011, Paulo jadi satu dari 18 pemain muda yang lolos seleksi AC Milan Junior Camp. Namun, Dewi Fortuna belum berpihak padanya. Paulo batal berangkat ikut turnamen di Italia lantaran cedera yang ia alami.
Kecintaannya pada bola tak menyurutkan semangatnya. Paulo terus berlatih sampai akhirnya, dua tahun berselang, Paulo hijrah ke Jawa Timur untuk bergabung dengan Jember United. Dari sembilan laga yang ia lakoni bersama klub kota Jember itu, Paulo menorehkan dua gol.
Belum lama bergabung dengan Jember United, Paulo dipanggil masuk skuat U-19 asuhan Indra Sjafri. Namanya masuk dalam daftar 20 pemain yang berlaga di Piala AFF U-19 2013.