Suara.com - Manajemen Arema Cronus Indonesia menyelidiki insiden penyalaan flare saat 'Singo Edan' menjamu Persipura Jayapura, di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Minggu (12/10/2014). Akibat penyalaan flare tersebut, Arema terancam sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.
Arema membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan. Tugas tim khusus menyelidiki siapa yang menyalakan flare. Tim khusus terdiri dari Media Officer Arema, Sudarmaji, panitia pelaksana pertandingan (panpel) dan Manajer Pemasaran, Eko Fuad.
Media Officer Arema, Sudarmaji mengaku heran dengan insiden penyalaan flare. Pasalnya sudah cukup lama tidak ada flare, kembang api atau petasan saat Arema menjamu tamunya.
"Jika pada 19 Oktober nanti manajemen tidak bisa mengungkap dan membuktikan siapa dalang penyalaan flare tersebut, Arema akan dijatuhi sanksi tanpa penonton ketika menjamu Persela pada putaran kedua babak 8 besar, bahkan Aremania dilarang mendampingi timnya jika Arema lolos semifinal dan final nanti," ujarnya di Malang, Jawa Timur, Selasa (14/10/2014).
Sudarmaji menambahkan, penyalaan flare pada saat pertandingan babak 8 besar ISL menjadi pertanyaan besar bagi manajemen Arema. Apalagi, flare dinyalakan saat petinggi PSSI menyaksikan langsung jalannya pertandingan di stadion.
Manajemen Arema menduga ada faktor kesengajaan karena awalnya pertandingan berjalan tertib. Menjelang berakhirnya pertandingan, tiba-tiba ada flare menyala dari tribun utara, meski tidak berlangsung lama. Selain itu, terdengar suara petasan yang sangat keras.
Menurut Ketua Panpel Arema, Abdul Harris, petasan dinyalakan di luar stadion. Meski demikian, hal itu akan tetap menjadi catatan bagi PSSI.
"Kami juga heran kenapa pada saat banyak petinggi PSSI datang ke Malang dan menyaksikan pertandingan, tiba-tiba ada flare menyala dan bunyi petasan yang sangat keras, padahal selama ini kedua hal itu tidak pernah terjadi," tandasnya.
Tim khusus akan bekerja sama dengan Aremania untuk mengungkap kasus penyalaan flare dan petasan tersebut.
"Mungkin saja ada pihak tertentu yang sengaja menyalakan flare agar Arema dijatuhi sanksi dan tidak bisa menyelenggarakan pertandingan," katanya. (Antara)