Suara.com - Arema Cronus menjadi salah satu kontestan di babak 8 besar Indonesia Super League (ISL) musim ini. Kiprah Arema di babak 8 besar kompetisi kasta tertinggi tanah air kali ini, bukanlah yang pertama.
Sebelumnya, Arema telah enam kali tampil di babak 8 besar saat kompetisi masih bernama Liga Indonesia atau Ligina. Tim berjuluk "Singo Edan" pertama kali lolos ke babak 8 besar Liga Bank Mandiri musim 1999/2000. Namun Arema yang saat itu dilatih M. Basri gagal melaju ke babak selanjutnya.
Arema kembali lolos ke babak 8 besar Liga Bank Mandiri dua kali secara berurutan pada tahun 2001 dan 2002 saat ditangani Daniel Roekito. Namun sama seperti M. Basri, Daniel Roekito tidak mampu berbuat banyak di babak 8 besar.
Pada tahun 2004, Benny Dollo ditunjuk untuk menangani Arema. Di bawah arahan Bendol pangilan akrab Benny Dollo, Arema dua kali secara berurutan lolos ke babak 8 besar Liga Djarum tahun 2005 dan 2006. Sama seperti dua pendahulunya, langkah Bendol terhenti di babak ini.
Nama Miroslav Janu kemudian menambah panjang daftar pelatih Arema yang gagal meloloskan timnya dari ketatnya persaingan di babak 8 besar. Menggantikan Bendol, Janu hanya bisa mendampingi anak asuhnya hingga babak 8 besar Liga Djarum pada tahun 2007.
Kini Arema yang ditangani pelatih Suharno kembali lolos ke babak 8 besar ISL dengan status juara wilayah barat. Akankah Suharno menjadi pelatih pertama yang meloloskan Arema ke semifinal sekaligus membebaskan timnya dari "kutukan" babak 8 besar?