Suara.com - Presiden federasi sepak bola Italia (FIGC), Carlo Tevecchio, dilarang beraktivitas di lingkungan sepak bola Eropa selama enam bulan setelah ia terbukti mengeluarkan komentar rasisme pada Juli silam, demikian diumumkan asosiasi sepak bola Eropa, Selasa (7/10/2014).
Tevecchio terpilih sebagai presiden FIGC pada Agustus lalu, padahal ia sempat memicu kontroversi dengan mengeluarkan komentar berbau rasisme sebulan sebelumnya.
Komentar Tavecchio itu disampaikan dalam sebuah pertemuan tim-tim liga amatir Italia.
"Inggris mengidentifikasi para pemain yang datang dan jika mereka profesional, maka pemain-pemain itu akan diizinkan untuk bermain," kata Tavecchio ketika itu.
"Tetapi di sini kita punya 'opti poba' (pemain hipotesis", yang sebelumnya makan pisang dan tiba-tiba menjadi pemain inti di Lazio. Itu yang terjadi di sini. Di Inggris, Anda harus membuktikan apa yang tertulis di riwayat hidup Anda," ujar dia.
Pisang, makanan favorit monyet, sering digunakan sebagai simbol di Eropa untuk mengejek para pemain berkulit hitam.
Pada Agustus lalu UEFA meminta FIGC menjelaskan komentar Tavecchio dan pada saat yang sama komite etik UEFA mulai menyelidiki kasus itu.
Hasil penyelidikan itu menyimpulkan bahwa Tavecchio bersalah dan "tidak layak diberikan posisi apa pun di UEF selama enam bulan ke depan".
Keputusan itu juga menegaskan bahwa Tavecchio dilarang mengikuti kongres UEFA pada 25 Maret 2015. UEFA juga akan menggelar ajang khusus di Italia, untuk mensosialisasikan prinsip-prinsip UEFA yang menentang rasisme dalam sepak bola. (Soccernet)