Suara.com - Hari ini, 61 tahun silam, Manuel Luis Pellegrini Ripamonti lahir di Santiago, Chile. Lelaki yang akrab disapa Manuel Pellegrini itu adalah manajer Manchester City, salah satu klub papan atas di Liga Premier Inggris.
Pellegrini adalah satu dari hanya lima pelatih dari luar Eropa dan satu-satunya pelatih Chile yang menjadi arsitek klub Liga Premier Inggris. Pellegrini merupakan sosok yang tidak bisa dipisahkan dari Machester City. Ditukangi oleh Pellegrini, City menjadi juara Liga Premier Inggris musim 2013/2014 dan menggondol Piala Liga tahun 2014.
Sejak merapat ke Etihad Stadium pada Juni 2013, lelaki berpembawaan tenang itu banyak menuai pujian atas gaya melatihnya. Strategi menyerang yang ia tanamkan di skuatnya terbukti efektif untuk memenangkan banyak pertandingan dan menyarangkan banyak gol ke jala lawan. Berdasarkan data statistik, Pellegrini adalah pelatih The Citizens yang mempersembahkan presentase kemenangan tertinggi dibandingkan pelatih-pelatih sebelumnya.
Di bawah asuhannya, Manchester City menjelma menjadi klub yang mengerikan di segala lini. Pellegrini mampu meramu dan mengkolaborasikan kemampuan individual anak-anak asuhannya menjadi mesin pembunuh di lapangan.
Kemampuan Pellegrini dalam mengelola sebuah tim juara tidak datang serta merta. Butuh waktu puluhan tahun baginya untuk sampai pada tatarannya saat ini. Sebelum dipercaya menangani Manchester Biru, nama Pellegrini sudah lebih dahulu harum di negeri matador, Spanyol. Dirinya pernah sukses mengarsiteki tim-tim raksasa sekelas Real Madrid, Malaga, dan Villarreal.
Kiprahnya di Spanyol dimulai dari Villarreal pada tahun 2004. Dengan tangan dinginnya, Pellegrini mampu membuat Villarreal finis di peringkat tiga klasemen La Liga musim 2004/2005. Ia juga mampu membawa tim itu menembus semifinal Liga Champions tahun 2005/2006, serta jadi runner-up klasemen La Liga tahun 2007/2008.
Pellegrini dipinang Real Madrid pada tahun 2009. Sayang, ia hanya bertahan satu tahun di raksasa Spanyol itu. Gagal mempersembahkan gelar La Liga setelah hanya terpaut tiga poin dari rival abadi Barcelona, Pellegrini dipecat. Kala itu, Pellegrini menyalahkan kebijakan Galacticos alias kebijakan membeli pemain-pemain bintang yang dianut Los Blancos. Bagi Pellegrini, para pemain itu memang pemain terbaik di dunia, namun bukan yang dibutuhkan untuk posisi-posisi yang ada. "Tak baik untuk membuat sebuah orkestra dengan 10 gitaris terbaik jika saya tidak punya seorang pianis," katanya mengibaratkan kondisi Madrid yang sarat pemain papan atas dunia kala itu.
Selepas dari Madrid, Pellegrini didapuk untuk menukangi Malaga. Lagi-lagi, Pellegrini menunjukkan kelasnya. Di musim pertama, Pellegrini mampu membawa Malaga finis di posisi empat klasemen La Liga dengan 58 poin, rekor poin tertinggi yang pernah diraih klub itu. Hasil itu membuat Malaga masuk kualifikasi Liga Champions, yang pertama dalam sejarah perjalanan tim. Tanggal 22 Mei 2013, Pellegrini memutuskan hengkang dari Malaga sebelum akhirnya dipercaya mengelola Machester City.
Sepanjang kariernya, mantan bek tim nasional Chile itu sudah melatih 11 klub.
Sepak terjang jawara lapangan hijau yang pasti Anda suka:
Jose Pekerman, Pencetak Pemain Mahal
Jurgen Klopp, Pelatih "Heavy Metal"
Daniel Sturridge, Si Striker "Sembilan Setengah"
Sebelas Cesar Azpilicueta Bisa Membuat Chelsea Juara
Robin van Persie, Si Bengal Spesialis "Set Piece"
Mario Balotelli dan 9 Kegilaannya
Gareth Bale dan Kaki Kirinya yang "Mengerikan"