Suara.com - Hari ini, Thierry Daniel Henry lahir di Les Ulis, Essonne, Prancis. Henry ada bintang lapangan hijau yang jadi sorotan di jagat sepak bola saat dirinya menjadi striker haus gol di klub asal Inggris, Arsenal.
Jauh sebelum era Aaron Ramsey yang kini disebut-sebut sebagai salah satu pilar Arsenal, Tim Gudang Peluru punya Thierry Henry. Pahlawan Arsenal, demikian lelaki itu kerap disebut. Julukan itu sebanding dengan jasanya bagi klub asal London Utara. Delapan tahun bergabung bersama The Gunners, Henry sudah mempersembahkan dua gelar liga dan tiga Piala FA.
Sejak usia 7 tahun, oleh ayahnya, Henry sudah dimasukkan ke dalam klub sepak bola. Sebenarnya, pilihan sang ayah agak sedikit merampas kemerdekaan Henry. Pasalnya, Henry kecil tak terlalu berminat pada olah raga kaum adam itu. Namun, seiring berjalannya waktu, jelas terbukti pilihan sang ayah benar-benar tepat.
Terpukau dengan talenta Henry, AS Monaco pun merekrutnya. Setelah tujuh tahun di klub itu, ia hijrah ke Juventus. Di dua klub ini, Henry dipasang di posisi sayap. Hal itu ternyata justru membekap kreativitas Henry.
Hal itu masih terjadi saat dirinya pindah ke Arsenal. Namun, kejelian arsitek tim Gudang Peluru Arsene Wenger mengubah segalanya. Wenger menaruh Henry sebagai striker. Dengan polesan tangan dinginnya, Wenger sukses membentuk Henry sebagai striker super tajam. Hampir di setiap musimnya, mantan suami model cantik Nicole Merry itu, menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal.
Hengkang dari Highbury (stadion Arsenal hingga 2006), Henry berlabuh ke Camp Nou. Bersama tim Katalan, Henry meraih enam gelar, La Liga, Copa Del Rey, Juara Liga Champions, Supercopa de Espana, Piala Super UEFA, serta Juara Piala Dunia Antar Klub versi FIFA.
Catatan Henry kala membela tim nasionalnya, Prancis juga cukup membanggakan. Striker berkepala plontos ini pernah membawa Le Bleus mengangkat trofi Piala Dunia 1998, Piala EURO 2000, dan Piala Konfederasi FIFA tahun 2003.
Pada tahun 2010, Henry mengejutkan dunia sepakbola saat memutuskan merumput di klub Major League Soccer (MLS) AS, New York Red Bulls. Bersama klub itu, penampilan Henry tak buruk-buruk amat. Dalam waktu singkat, Red Bulls merajai klasemen MLS Eastern Conference. Meski sepak bola tidak terlalu populer di AS, Henry mengaku puas. Dia merasa bisa bermain di liga yang kompetitif sembari menikmati hidup di kota yang dikenal dengan julukan Big Apple tersebut.
Soal gaya bermain, Henry dikenal sebagai pemain yang tak serakah. Terbukti, pemain ini mencatat banyak sekali assist di sepanjang kariernya. Misalnya saja 50 assist yang ia buat kala masih membela Arsenal di musim 2002-2003 dan 2004-2005. Tak hanya sebagai striker, Henry juga mampu berbicara banyak jika dipasang di posisi sayap. Henry juga salah satu spesialis set piece terhebat di Eropa. Henry selalu jadi pilihan pertama, baik untuk menjadi algojo tendangan penalti, maupun pengeksekusi tendangan bebas.
Seberapa hebat mereka dibandingkan Henry: