Suara.com - Final Piala Dunia kali ini merupakan laga ulangan final Piala Dunia 1986 dan 1990. Setelah 24 tahun berlalu, Jerman dan Argentina akan kembali berhadapan di partai puncak pesta sepak bola sejagad empat tahunan.
Laga "hidup-mati" yang akanĀ berlangsung di Maracana, Senin (14/7/2014) dini hari WIB, merupakan laga emosional bagi kedua tim. Bagi Argentina, kekalahan di final Piala Dunia 1990 merupakan terakhir kalinya tim Tango tampil di final. Sementara bagi Jerman, Piala Dunia 24 tahun lalu adalah terakhir kalinya Der Panzer mengangkat trofi Piala Dunia.
Selain itu, dalam laga ini Jerman juga menjadi harapan tim Eropa untuk mengakhiri kegagalan wakil benua biru di setiap Piala Dunia yang digelar di benua Amerika. Sementara Argentina, menjadi pengawal terakhir untuk menjaga tradisi tersebut.
Berdasarkan catatan pertemuan kedua tim, Jerman bisa dikatakan lebih unggul dari Argentina. Di dua Piala Dunia sebelumnya, Jerman mengalahkan Argentina dua kali berturut-turut di babak perempat final.
Apalagi di babak semifinal, kedigdayaan pasukan Joachim Loew semakin tidak terbantahkan setelah mempermalukan tuan rumah Brasil dengan tujuh gol berbalas satu.
Melakoni final ketiganya kontra Argentina, Jerman bisa dikatakan dalam kondisi terbaiknya. Selain mental pemain yang tengah melambung, tidak ada pemain yang mengalami cedera serius.
Di lini belakang, Jerome Boateng, Mats Hummels, Hoewedes dan Philipp Lahm siap menjadi tembok kokoh bagi Lionel Messi. Sementara Kroos, Khedira, Mesut Oezil, dan Schweinsteiger akan berperan penting di lini tengah untuk menghubungkan lini belakang dan memberi suplai bola bagi Miroslav Klose dan Thomas Mueller yang bakal diturunkan sebagai ujung tombak.
Sementara di kubu Argentina, pelatih Alejandro Sabella harus memikirkan strategi baru di lini depan untuk menjaga peluang mencetak gol. Hilangnya Angel Di Maria terbukti sangat berpengaruh terhadap daya gedor Albiceleste seperti yang telihat saat Argentina menghadapi Belanda di semifinal.
Dalam final nanti, Messi kemungkinan besar akan kembali mendapat pengawalan ketat. Dengan dikuncinya pergerakan Messi, Sabella harus mencari sosok tepat pengganti Di Maria untuk menggedor pertahanan Der Panzer.
Di lini depan, semua nama kecuali Angel Di Maria siap diturunkan. Sementara di lini tengah, Lucas Biglia danĀ Javier Mascherano siap menjadi penghubung dua lini.