Suara.com - Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) diminta untuk memindahkan pelaksanaan Piala Dunia 2022 dari Qatar. Permintaan itu disampaikan oleh kelompok militant the Islamic State of Iraq dan the Levant (ISIL).
Kelompok jihad tersebut mengatakan, ketika Piala Dunia digelar pada 2022, Qatar sudah menjadi bagian dari negara khalifah yang dipimpin ISIL. Kelompok itu sudah membangun negara khalifah di Irak dan Suriah dan rencananya akan menyebar hingga di seluruh Timur Tengah.
ISIL mengancam akan melakukan serangan teror apabila FIFA bersikeras untuk menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar. Ancama itu dikeluarkan ISIL melalui forum internet di alplatformmedia.com, hari Minggu lalu.
Dalam postingan yang diberi judul “Soldiers of the Caliphate State”, kelompok ISIL mengatakan kepada Presiden FIFA Sepp Blatter bahwa sepak bola akan menimbulkan koruspi dan juga pengalihan dari Islam. Pesan itu diakhiri dengan kalimat, rudal Scud jarak jauh bisa dengan mudah mencapai Qatar. Berikut isi pesan dari kelompok ISIL tersebut.
Dear Joseph,
Kami sudah mengirim pesan kepada anda pada 2010, ketika anda memutuskan untuk menyuap mantan Amir Qatar agar Piala Dunia bisa diselenggarakan di Qatar pada 2022. Sekarang, setelah terbentuknya negara kalifah, kami mendeklarasikan bahwa tidak akan ada Piala Dunia di Qatar karena Qatar akan menjadi bagian dari negara kalifah di bawah pimpinan Kalifah Ibrahim bin Awad Alqarshi (Pemimpin ISIL yaitu Avu Bakr Al-Baghdady) yang tidak mengizinkan korupsi dan pengalihan dari Islam di tanah Muslim. Karena itulah kami menyarankan anda untuk mencari negara pengganti Qatar. Negara Islam mempunyai rusal Scud jarak jauh yang bisa dengan mudah mencapai Qatar, seperti yang sudah diketahui oleh Amerika.
Terima kasih
Piala Dunia 2022 di Qatar menjadi polemik karena proses penetapan diduga diwarnai aksi suap oleh sejumlah pejabat di FIFA. Selain itu, pelaksanaan Piala Dunia 2022 di Qatar pada bulan Juni akan membuat pemain dehidrasi karena cuaca yang sangat panas. (Mirror)