Suara.com - Kemenangan Brasil kontra Kolombia 2-1 pada laga perempatfinal Samba 2014 membawa petaka. Neymar, pemain kunci dan harapan tuan rumah cedera parah: retak tulang belakang.
Mau tak mau, Neymar harus menyingkir lebih awal dari rumput hijau, untuk menjalani perawatan cedera parahnya.
Dipastikan, dia hanya menonton dari rumah sakit laga semifinal kontra Jerman, bahkan babak final, bila Brasil mampu meraihnya.
Kondisi menyedihkan tak cuma dirasakan oleh Neymar, pelatih dan seluruh punggawa timnas Brasil semata. Kesedihan telah menyebar ke lubuk seluruh masyarakat Brasil, bahkan Presiden Dilma Rousseff.
"Saya memanggil masyarakat Brasil untuk bersatu mendoakan Neymar, dan terus mendukung tim nasional Brasil," kata Dilma Rousseff di jejaring sosial Twitter, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (5/7/2014).
Sementara itu, Fabrian Ruiz, warga Brasil, mengatakan bahwa timnya bakal kesulitan menghadapi Jerman tanpa adanya Neymar.
"Tanpa Neymar, pemain lain harus berjuang lebih. Tapi ini akan menjadi sangat sulit, karena lawan yang dihadapi Jerman," katanya.
Adapun Fabricio Tavarez, warga lainnya, mengecam keras Juan Zuniga yang telah membuat Neymar cedera.
"Neymar keluar dari Samba 2014 karena kepengecutan dan kecurangan pemain Kolombia," kata Fabricio.
"Dia adalah pemain terbaik kami. Saya tidak berpikir kami bisa memenangkan Piala tanpa dia," lanjutnya.
Maradona Turut Menyesali
Selain Presiden Brasil dan warganya, rasa sesal mendalam juga turut dilontarkan bekas bintang Argentina, Diego Armando Maradona.
Menurutnya, Neymar tidak pantas mendapatkan cedera itu. Karena dia sangat dibutuhkan tim dan negaranya saat ini.
"Cedera Neymar tidak hanya dirasakan oleh orang-orang Brasil, tetapi kita semua yang mencintai sepak bola," kata Maradona.