Michel Platini, "Nyicip" 21 Menit Jadi Gelandang Kuwait

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 21 Juni 2014 | 09:00 WIB
Michel Platini, "Nyicip" 21 Menit Jadi Gelandang Kuwait
Michel Platini. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 59 tahun yang lalu, seorang legenda sepak bola dunia dilahirkan di Joeuf, Prancis. Dialah Michel Platini, anak imigran Italia yang menjadi pahlawan sepak bola Prancis.

Platini adalah salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang sejarah. Segudang penghargaan pernah ia raih sejak terjun ke dunia sepak bola profesional. Beberapa yang paling bergengsi adalah tiga penghargaan Ballon d'Or yang ia peroleh tiga tahun berturut-turut, yakni tahun 1983, 1984, dan 1985. Di tahun 2004, Platini mendapat kehormatan masuk dalam FIFA 100, daftar pemain terbaik dunia yang pernah ada.

Dari seabrek penghargaan yang pernah ia pajang di lemari trofinya, hanya satu yang belum pernah ada, yakni trofi Piala Dunia. Memang, tiga kali membela Les Bleus di ajang Piala Dunia 1978, 1982, dan 1986, tiga kali pula gagal membawa pulang trofi paling prestisius di dunia sepak bola itu. Namun, hal itu sama sekali tidak menggoyahkan statusnya sebagai legenda lapangan hijau.

Ada beberapa hal yang tidak bisa dilupakan dari sosok Michel Platini. Salah satunya adalah penampilan dirinya bersama Alain Giresse, Luiz Fernandez, dan Jean Tigana yang menjadi ancaman berbahaya bagi lawan-lawan tim Ayam Jantan di era 80-an. Saat itu, kolaborasi empat gelandang itu dikenal dengan sebutan carre magique, atau "segiempat magis" yang menjadi otak serangan Les Bleus.

Ada pula yang unik dan lucu di sela-sela kariernya. Pada 27 November 1988, ia "direkrut" seorang Emir untuk masuk dalam timnas Kuwait untuk menghadapi Uni Soviet dalam sebuah laga persahabatan. Platini bermain selama 21 menit. Sayang, dia gagal mencetak gol, dan Kuwait kalah 0-2 dari Soviet. Nama Platini pun tercatat sebagai seorang pesepakbola yang bermain untuk dua timnas dalam laga internasional.

Soal skill individu, pemain yang mengawali karir di klub Nancy itu tak pernah diragukan. Platini dianggap sebagai salah satu pengumpan, eksekutor, sekaligus finisher terbaik sepanjang sejarah perjalanan sepak bola. Di dalam negeri, Platini pernah menjadi top scorer timnas dengan torehan 41 gol. Rekornya baru terpecahkan oleh Thierry Henry pada tahun 2007.

Usai gantung sepatu pada tahun 1987, Platini menjajal kemampuan melatihnya dengan menukangi tim Prancis. Salah satu pemain hasil gemblengannya adalah Didier Deschamps, yang kini menangani tim Ayam Jantan di Piala Dunia 2014. Sejak tahun 2007 hingga saat ini, mantan pemain yang pernah membela Saint-Etienne dan Juventus itu menjabat sebagai Presiden UEFA.

REKOMENDASI

TERKINI