Suara.com - Juara bertahan Spanyol resmi tersingkir dari Piala Dunia (PD) 2014 usai kekalahan 0-2 dari Cile, dalam laga Rabu (18/6/2014), di Stadion Maracana, Rio de Janeiro. Dalam sejarah pertemuan Spanyol-Cile, ini adalah duel ke-11 mereka, namun merupakan kemenangan perdana bagi Cile.
Fakta itu merupakan salah satu dari beberapa fakta menarik sebenarnya, dalam catatan sejarah pertemuan Spanyol dan Cile, sekaligus juga sejarah laga di Maracana. Berikut empat catatan tentang fakta-fakta itu:
-Kemenangan perdana Cile
Ini adalah kemenangan pertama kalinya bagi Cile atas Spanyol. Tercatat sudah 10 kali berjumpa sebelumnya, baik dalam turnamen resmi maupun laga persahabatan, Cile sebelum ini hanya mampu meraih 2 kali seri dan sisanya (8 kali) kalah. Hasil imbang itu pun adalah 1-1 (tahun 1981) dan 2-2 (2013), yang berarti Cile tak pernah tidak kebobolan alias "clean sheet" saat menghadapi Spanyol. Rekaman pertemuan terdahulu itu terentang sejak tahun 1950 hingga 2013 lalu.
-Jumpa pertama di Maracana
Duel pertama Cile dengan Spanyol tercatat pada tanggal 29 Juni 1950, tepatnya juga dalam ajang Piala Dunia di Brasil. Yang menarik adalah bahwa laga ini pun saat itu digelar di Maracana, dengan hasil merupakan kebalikan dari Rabu (18/6) kemarin yaitu kemenangan 2-0 untuk Spanyol. Jika perlu dibuat judul "Balas Dendam Cile di Maracana", maka tentu pertandingan inilah rujukan paling tepatnya.
-Keunggulan 2-0 yang dipatahkan Spanyol
Cile tampak tetap serius dan habis-habisan hingga akhir laga Rabu (18/6) kemarin, meski sejak babak pertama mereka telah unggul 2-0. Hal itu bukan tanpa dasar apa-apa, namun terutama karena mereka sudah pernah mengalami hal serupa namun justru akhirnya kalah. Kejadian itu tepatnya ada pada pertemuan Cile vs Spanyol edisi 2 September 2011 lalu. Meski Cile sempat unggul 2-0, Spanyol kala itu terbukti mampu mengejar dan justru akhirnya berbalik menang 3-2.
-Drama di Maracana 1989
Yang ini masih berkaitan dengan penampilan Cile di Maracana, tapi tidak ada hubungan dengan Spanyol. Tepatnya saat itu, 3 September 1989, Cile menjalani pertandingan kualifikasi PD 1990 melawan tuan rumah Brasil.
Ketika tim tuan rumah memimpin 1-0, sebuah kembang api dilontarkan penonton ke lapangan pada menit ke-67, tepat ke dekat posisi kiper Cile, Roberto Rojas. Rojas saat itu langsung jatuh ke lapangan seolah cedera terkena kembang api, dan saat darah tampak mengalir di mukanya, wasit memutuskan menghentikan laga.
Hanya saja, berdasarkan foto-foto di media dan rekaman TV esoknya, terbukti bahwa Rojas hanya melakukan akting saat itu, karena kembang api sama sekali tak menyentuhnya. Sang kiper pun belakangan mengaku memang melukai dirinya sendiri menggunakan silet yang disembunyikan di sarung tangannya. Ujung-ujungnya, FIFA lantas menghukum Rojas larangan bermain seumur hidup, serta Chile tak boleh ikut di kualifikasi menuju PD 1994.
[FIFA]