Suara.com - Kekalahan telak Spanyol 1-5 dari Belanda membuat sejumlah kalangan menganggap gaya possession football atau penguasaan bola yang diperagakan tim Matador sudah tidak ampuh lagi.
Gaya yang juga diterapkan oleh Barcelona ini juga sudah bisa diantisipasi oleh lawan. Musim lalu, Barcelona yang terkenal dengan taktik tiki-takanya gagal meraih satu gelar juara pun.
Saat menghadapi Belanda, ada tujuh pemain Barcelona yang turun ke lapangan, lima diantaranya sebagai pemain inti. Apakah Spanyol akan mengubah gaya permainan saat tampil pada pertandingan berikutnya?
“Sebuah kesalahan apabila Spanyol mengubah gaya permainan,” kata Xavi yang kini sudah memasuki usia 34 tahun.
Xavi mengatakan, bukan gaya permainan Spanyol yang menjadi penyebab kekalahan dari Belanda. Namun, pemain Barcelona itu tidak menyebut penyebab sang juara bertahan dipermalukan oleh lawan yang mereka hadapi di final Piala Dunia 2010 itu.
“Semua niat baik tidak ada artinya ketika tidak bisa diterapkan dalam pertandingan,” ujar Xabi yang mencetak satu-satunya gol ke gawang Belanda.
Empat tahun lalu, Spanyol juga dipaksa menelan kekalahan dari Swiss di pertandingan pertama dan mereka tetap keluar sebagai juara. Namun, kekalahan yang dialami kali ini terasa sedikit berbeda. Kemenangan yang diraih Belanda dengan skor 5-1 merupakan revans yang sempurna bagi tim Oranye dan sebuah bencana besar bagi sang juara bertahan. (Guardian)