Suara.com - Mendekati hari H dimulainya gelaran Piala Dunia 2014 harga barang kebutuhan sehari-hari di sejumlah kota di Brasil melonjak tajam, bahkan sudah tidak masuk akal. Untuk seloyang pizza misalnya, pengunjung maupun warga harus membayar £20.
Ini tidak hanya memberatkan penggemar sepak bola yang datang ke Brasil, tetapi juga penduduk setempat. Seorang desainer grafis asal Brasil, Pedro Almeida, yang frustasi dengan inflasi harga di Rio de Janeiro memutuskan untuk membuat sebuah aplikasi. Tujuannya membantu warga maupun wisatawan terhindar dari kenaikan harga yang gila-gilaan. Aplikasi itu ia namai “Ju$to”.
Ju$to yang diluncurkan bulan Maret lalu, memungkinkan penggunanya mencari barang yang mereka inginkan, seperti biaya makan, tarif hotel hingga tiket pesawat, kemudian membandingkan dengan harga terbaik yang ada.
“Sama seperti London, kita mengalami gelembung harga perumahan,” kata Almeida.
Awalnya aplikasi ini dikembangkan untuk penduduk setempat, sebelum menyadari bagaimana hal itu bisa menguntungkan wisatawan.
“Selama Piala Dunia, wisatawan akan berbondong-bondong datang ke Brasil, dan pasti tidak mudah mencari navigasi ke mana pun mereka harus pergi, atau tempat makan karena hambatan bahasa. Lonjakan harga tahun ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya,” tambahnya.
Almeida mengaku terinspirasi oleh kampanye kesadaran konsumen lainnya seperti Rio $urreal, yang menyerukan penduduk Rio untuk menolak dan memboikot kenaikan harga yang diberlakukan bar, restoran dan toko-toko di Rio.
“Selama tiga tahun saya tinggal di sini aku sudah tinggal di lingkungan saya, Leblon, saya telah melihat harga naik 40-50% rata-rata,” kata Almeida. “Ada banyak kesadaran sekitar subjek, dan gerakan konsumen beberapa untuk mencoba dan mendapatkan orang-orang untuk menghindari tempat-tempat yang menyalahgunakan ini.”
Aplikasi yang bisa diunduh secara gratis ini banyak diminati di Rio. Hanya dalam waktu tiga bulan, tercatat sudah ada 7.000 pengunduh. Dan ini akan sangat berguna untuk setiap penggemar Piala Dunia yang datang ke Brasil. (The Guardian)