Suara.com - La Nyalla Mahmud Mattalitti mengajukan cuti sementara dari kegiatannya sebagai Wakil Ketua Umum PSSI dan juga Ketua Badan Tim Nasional (BTN). Hal itu disampaikan La Nyalla karena dia terlibat dalam tim pemenangan kampanye Pemilihan Presiden 2014.
Demi memproteksi sepakbola dari kepentingan politik praktis, dan menjadikan pembelajaran bagi semua pengurus sepakbola nasional maka La Nyalla mengajukan cuti sementara dari kegiatannya di PSSI selama terlibat aktif di tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta.
"Saya akan menularkan spirit dalam sepakbola ke dalam politik praktis. Yakni fairplay, respect dan unity. Karena sepakbola terbukti mampu menjawab persoalan-persoalan bangsa dan negara seperti slogan FIFA, for the game, for the world," kata La Nyalla dalam rilis PSSI, Senin (26/5/2014)
"Sekaligus saya ingin memulai tradisi di PSSI untuk tidak menggunakan sepakbola sebagai alat dan kepentingan politik praktis. Tetapi justru, politik harus memperjuangkan sepakbola dan olahraga sebagai bagian dari pembangunan jati diri bangsa," tegasnya.
Komitmen La Nyalla memang bukan hanya di ucapan saja. Sejak aktif di PSSI dan BTN, La Nyalla sangat tegas untuk tidak mencampur adukkan politik praktis dengan sepakbola. Termasuk menghindari komersialisasi atas tim yang dinilai bisa menggangu stabilitas Timnas.
Salah satu buktinya, La Nyalla komitmen dengan ucapannya terkait dengan kebijakan anti politik pada Timnas U-19. Tim Garuda Jaya itu tidak bisa dimasuki kepentingan non-sepakbola. Termasuk publikasi berlebihan pada tim untuk kepentingan politik, bisnis, pencitraan, dll.
"Ini saya tolak, siapapun saya tidak pandang bulu. Karena tim ini harus fokus untuk menang di AFC nanti. Nah saya pun harus komit dengan prinsip dan ucapan saya. Kerena itu falsafah hidup saya," ungkapnya.
Sementara itu, Sekjen PSSI Joko Driyono menyambut positif ide pribadi dari Waketum PSSI tersebut. "Ini sangat baik, sekaligus memberi contoh dan pelajaran bagaimana mengurus sepakbola. Luar biasa Pak Nyalla," puji Joko.