Pemain Persiraja Meninggal, Pelatih PS Bengkulu Prihatin

Achmad Sakirin Suara.Com
Rabu, 21 Mei 2014 | 12:25 WIB
Pemain Persiraja Meninggal, Pelatih PS Bengkulu Prihatin
Persiraja menang tipis 1-0 atas PSAP Sigli dalam pertandingan di Stadion Hadimurthala, Banda Aceh, Sabtu (10/5). [Antara/Ampelsa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih PS Bengkulu M Nasir mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa striker salah satu klub Divisi Utama, Persiraja Banda Aceh, Akli Fairuz. Akli meninggal dunia setelah diterjang kiper PSAP Sigli dalam laga yang digelar di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (10/5/2014).

Akli sempat menjalani perawatan di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Pemain berusia 27 tahun itu akhirnya meninggal dunia pada Jumat (16/5/2014).

"Saya ikut prihatin dengan kejadian itu. Seluruh insan sepak bola tentu tidak mengharapkan kejadian tersebut. Pemain harus paham aturan dalam bermain apalagi tingkat mereka sudah profesional," ujar M Nasir di Kota Bengkulu, Rabu (22/5/2014).

Dia menjelaskan, sportivitas dalam bermain merupakan salah satu faktor penting agar pertandingan berjalan dengan baik. Selain itu, kepemimpinan wasit juga mesti diperbaiki sehingga dalam agar dalam mengambil keputusan tidak terjadi protes berlebihan yang pada akhirnya menimbulkan keributan antar pemain.

"Kalau sudah ribut biasanya suporter juga ikutan, hal ini mesti lebih diperhatikan," kata dia.

Sementara itu, Warga pecinta sepak bola di Bengkulu berharap adanya ketegasan PSSI terhadap pesepakbola yang bermain kasar.

"Jangan hanya pemainnya yang diskors, pelatih atau manajernya diberi sanksi. Sebab pelatih dan manajer bisa mencegah hal-hal buruk di lapangan," kata seorang warga setempat, Antonio.

Dia mencontohkan, di Liga Inggris lapangan tidak diberi pembatas, penonton tetap tenang dan itu semestinya bisa dicontoh.

"Semua berawal dari ketegasan PSSI serta kepemimpinan wasit di lapangan. Di liga luar negeri, jangankan menyentuh wasit, bicara kasar saja ke wasit kena sanksi. Di Tanah Air sampai mendorong bahkan memukul wasit, tetapi sanksi tidak tegas," keluhnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI