Suara.com - Ada yang sedikit tidak lazim pada Antonio Conte, kala Juventus memastikan kemenangan atas Sassuolo, dalam laga lanjutan kompetisi Serie A, Senin (28/4/2014) waktu setempat. Saat itu, begitu Fernando Llorente mencetak gol ketiga timnya, Conte merayakannya dengan ekspresif, meluncur dengan lututnya di permukaan sisi lapangan.
Perayaan spesial itu agaknya punya makna tersendiri, yang ternyata merupakan luapan perasaan senang sekaligus emosinya. Hal itu kemudian terungkap ketika Conte berbicara kepada wartawan seusai pertandingan.
"Saya dengar orang-orang memuji AS Roma melakukan sesuatu yang stratospheric (luar biasa)," tutur Conte, sebagaimana dikutip Soccerway dari Sky Sport Italia.
"Bagi saya, kami 8 poin di atas Roma (sekarang) dan tampil di semifinal Liga Europa. Jika Roma saja disebut stratospheric, maka saya tak menemukan istilah yang tepat untuk melukiskan bagaimana Juventus," sambungnya sinis.
"(Selama ini) Semua yang Juventus lakukan hampir bisa diduga. Jika kami menjuarai Liga Europa, itu akan dinilai sebagai trofi tak bernilai. Jika kami gagal, maka orang akan katakan bahwa Juventus tak siap tampil di pentas Eropa," lanjutnya.
"Ketika kami meraih satu prestasi, orang-orang bersikap seolah-olah itu sesuatu yang biasa," ujar Conte lagi.
"Saya kira, mereka yang ada di belakang kami-lah yang 'kebakaran jenggot', bukan kami. Mereka harusnya hati-hati dengan ucapannya, terutama Roma dan Garcia (sang pelatih) yang mengambil langkah mundur dengan mengembangkan budaya kecurigaan soal 'bantuan' dan lawan-lawan (kami) yang tak tampil maksimal," ulasnya.
"Jika ini adalah budaya (baru) sepakbola, maka ini merupakan langkah mundur ke belakang," tandasnya. (Soccerway)