Suara.com - Masih ingat dengan peristiwa bersejarah di babak perempat final kedua liga Champions 2003/2004 ketika Deportivo La Coruna menghadapi AC Milan di Stadion Riazor? Sebelum pertandingan dimulai, tidak ada satu pun yang menjagokan La Coruna bisa lolos ke babak semifinal.
Ada dua alasan kenapa La Coruna dianggap sebelah mata. Pertama, Milan berhasil menang 4-1 di pertemuan pertama dan belum ada satu tim pun yang bisa membalikkan ketinggalan tiga gol dan keluar sebagai pemenang di sepanjang sejarah liga Champions. Alasan kedua, AC Milan adalah juara bertahan yang kembali difavoritkan untuk bisa mempertahankan gelar juaranya.
Namun, keajaiban terjadi di lapangan hijau. La Coruna mengamuk dan membantai Milan 4-0 serta maje ke babak semifinal. Andrea Pirlo, yang ketika itu masih membela AC Milan tidak akan pernah melupakan peristiwa pahit itu. Dalam buku otobiografinya, Pirlo yang kini membela Juventus mengatakan, pemain La Coruna tampil kesetanan dan sepertinya berada dalam pengaruh obat-obatan.
“Kami semua sudah memikirkan babak semifinal sebelum terbang ke Galicia. Kami sama sekali tidak memperhitungkan kemungkinan lain. Lalu yang tidak mungkin berubah menjadi kenyataan. Kami sepertinya lupa bagaimaba cara bermain dan mereka menang 4-0. Mereka mentertawakan kami malam itu. Kerika mengingat lagi kejadian itu, saya merasa ada sesuatu yang aneh. Mereka terus berlari di sepanjang pertandingan, bahkan pemain yang sudah tua pun mempunyai stamina yang luar biasa. Saat wasit Urs Meir meniupkan peluit panjang, mereka berlari seperti layaknta sprinter Usian Bolt. Mereka tidak pernah bisa berdiam diri bahkan dalam waktu 15 menit untuk menarik nafas atau berjalan,” kata Pirlo.
Pirlo mengatakan, pemain Milan seperti mengejar bayangan di sepanjang pertandingan. Para pemain La Coruna tampil menggila dan berada di seluruh posisi.
“Saya tidak punya bukti jadi yang ada hanyalah sebuah tuduhan. Ini merupakan pikiran yang nakal. Untuk pertama kali dalam hidup saya, saya berpikir orang yang saya hadapi di lapangan ketika itu mungkin tengah berada dalam pengaruh sesuatu, mungkin obat-obatan terlarang. Mungkin itu hanya bentuk rasa marah, tetapi pemain La Coruna seperti kemasukan setan,” ungkap Pirlo.
La Coruna gagal melanjutkan langkahnya ke final setelah takluk dari FC Porto di babak semifinal. Porto yang ketika itu dilatih Jose Mourinho akhirnya keluar sebagai juara liga Champions. (TheIndependent)