Suara.com - Leg kedua antara Chelsea vs PSG akan dihelat di Stamford Bridge pada Rabu(9/4/2014) dini hari WIB. Di laga tersebut, Chelsea mengemban misi yang cukup berat setelah tumbang 3-1 di leg pertama.
Kondisi seperti ini bukanlah yang pertama kali dialami The Blues. Agregat 3-1 mengingatkan kita pada babak 16 besar Liga Champions musim 2011/12. Saat itu, tertinggal agregat 3-1 dari Napoli, The Blues mampu membalikkan keadaan.
Di leg pertama babak 16 besar Liga Champions yang dihelat di stadion San Paulo pada 21 Februari 2012, The Blues yang kala itu ditukangi Andre Villas Boas kalah telak 1-3. Di laga tersebut, Chelsea unggul lebih dulu lewat gol Juan Mata di menit 27. Namun, di akhir babak pertama, Napoli tidak hanya kembali menyeimbangkan kedudukan, tapi juga membalikkan keadaan lewat gol Ezequiel Lavezzi dan Edinson Cavani. Kemenangan Napoli saat itu ditutup dengan gol kedua Lavezzi di menit 65.
Kekalahan Chelsea saat itu tidak hanya membuat geram para pendukung The Blues, akan tetapi juga bos Chelsea Roman Abramovich yang berujung dengan pemecatan Villas Boas. Roberto Di Matteo yang bertindak sebagai caretaker pun memikul beban berat untuk meloloskan Chelsea ke perempat final.
Pada tanggal 14 Maret 2012, kepiawaian Di Matteo meramu strategi pun diuji. Mantan pesepak bola asal Italia itupun membuat fans The Blues tercengang. Menjamu Napoli di leg kedua, Di Matteo mampu membawa The Blues membalikkan keadaan.
Laga yang berlangsung di Stamford Bridge kala itu sangat ketat. Sama-sama bermain cepat, Chelsea mampu unggul lewat gol Didier Drogba di menit 29. John Terry menggandakan keunggulan The Blues di babak kedua sebelum Gokhan Inler membuat target Chelsea menjadi lebih berat di menit 55 dengan kedudukan 2-1. Gol penyeimbang agregat pun lahir lewat eksekusi penalti Frank Lampard di menit 75.
Dengan agregat 4-4, laga pun berlanjut ke perpanjangan waktu untuk menentukan pemenang. Branislav Ivanovic akhirnya keluar sebagai pahlawan lewat golnya di perpanjangan 15 menit kedua. Chlesea pun lolos dan mampu meraih gelar juara Liga Champions musim itu usai mengalahkan Bayern Munchen di babak final lewat drama adu penalti.
Catatan tersebut tentu memberi tekanan tersendiri bagi manajer Chelsea Jose Mourinho. Leg kedua kontra PSG bisa disebut sebagai peluang emas bagi Mourinho, yang juga pernah menangani Chelsea beberapa musim lalu, untuk membuktikan diri kepada Abramovich dan fans bahwa dirinya bisa mengulang kesuksesan yang dicapai seorang caretaker. Rabu dini hari nanti, Mou akan memberikan jawaban, mampukah The Blues mengulang kemenangan gemilang dua musim lalu atau justru The Special One kembali gagal membawa Chelsea berjaya di kompetisi kasta tertinggi benua biru.