Politisi: Bos Chelsea Roman Abramovich Harus Terima Sanksi Amerika Serikat

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 21 Maret 2014 | 09:00 WIB
Politisi: Bos Chelsea Roman Abramovich Harus Terima Sanksi Amerika Serikat
Bos Chelsea, Roman Abramovich (foto: Twitter.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, disebut-sebut oleh politisi oposisi Rusia sebagai salah satu orang yang seharusnya menerima sanski keuangan dari Amerika Serikat dan sekutunya menyusul aneksasi Rusia ke Krimea, Ukraina. Menurut si politisi, Abramovich punya hubungan dekat dengan presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyataan itu disampaikan oleh Alexei Navalny, seorang politisi yang sangat berseberangan dengan presiden Rusia Vladimir Putin. Navalny menyatakan, negara barat harus mengambil tindakan termasuk "membekukan aset-aset keuangan para miliuner yang berkuasa yang memiliki hubungan dekat dengan presiden Rusia".

Tak hanya Abramovich, nama salah satu pemegang saham mayoritas Arsenal, Alisher Usmanov, turut disebut Navalny sebagai pengusaha kaya Rusia yang harus menerima sanksi dari negara barat.

Nama kedua konglomerat asal Rusia itu masuk dalam daftar buatan Navalny berisi orang-orang yang seharusnya menerima sanksi. Namun pada kenyataannya, baik Abramovich maupun Usmanov, tidak punya hubungan publik dengan Presiden Vladimir Putin maupun pemerintah Rusia.

Amerika Serikat, pada Kamis (20/3/2014) malam menjatuhkan sanksi kepada sejumlah nama. Setengah nama-nama yang ada dalam daftar buatan Navalny juga turut terkena sanksi, termasuk Sergei Ivanov, seorang tangan kanan Putin. Abramovich dan Usmanov tidak termasuk dalam daftar penerima sanksi dari Amerika Serikat. Demikian pula dengan Inggris, tidak menjatuhkan sanksi apapun kepada kedua miliuner tersebut.

Sebuah sumber di pemerintahan Inggris mengatakan, Inggris hanya menargetkan orang-orang yang dinilai memantik masalah di Ukraina. Menurut Amerika Serikat dan Inggris, Abramovich dan Usmanov tidak termasuk di dalamnya. (Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI