Suara.com - Pelatih Tim Nasional Usia 19 tahun (Timnas U-19) Indra Sjafrie menilai ada pergeseran tujuan dari Tur Nusantara Timnas. Indra melihat bahwa sekarang ini ada kecenderungan lawan tanding selalu ingin menang dari Timnas U-19
"Sehubungan dengan keinginan keras untuk menang melawan Timnas U-19 skuad yang menjadi lawan-lawannya berupaya dengan berbagai cara," kata Indra Sjafrie di Balikpapan, Rabu (19/3/2014).
Ia mengatakan, klub-klub yang menjadi lawan U-19 menurunkan pemain U-21. Bahkan PSS Sleman turun dengan tim yang berlaga di Divisi Utama.
Selain masalah usia, kata Indra Sjafri, gaya permainan dengan pressing ketat juga kerap diperagakan lawan-lawan Timnas U-19. Lawan Mitra Kukar U-21, misalnya, wasit mengeluarkan hingga 5 kartu kuning pada pertandingan itu. Tiga kartu untuk para pemain Mitra Kukar, dan dua lagi untuk Timnas U-19.
"Oleh media, Mitra Kukar U-21 disebut lawan yang paling keras yang pernah dihadapi Evan Dimas dan kawan-kawan sepanjang Tur Nusantara ini," ujarnya.
Menurut Indra Sjafri, tujuan Tur Nusantara adalah mencari bibit-bibit baru pesepak bola kelahiran 1995 atau yang lebih muda lagi. "Dulu kan saya blusukan, sekarang caranya kita pentaskan begini. Harapan kami klub menampilkan pemain yang seusia dengan mereka, di bawah usia 19 tahun, sehingga kami menilai bila ada pemain yang bagus dan berbakat," ujarnya.
Pemain yang bagus itu, menurut dia, bukan tidak mungkin akan mendapat kesempatan memperkuat timnas dan membela bangsa dan negara.
Pada kesempatan terpisah, Presiden Direktur PT Liga Indonesia H Sjahril HM Taher mengatakan, klub terpaksa menurunkan tim Usia-21 karena memang yang ada hanya tim usia tersebut. "Kebanyakan klub hanya punya pemain U-21, dengan hitungan bisa sebagai pelapis tim seniornya," katanya.
Pola pembinaan yang profesional dari klub-klub sepak bola Indonesia memang baru tahap U-21 tersebut, walaupun banyak klub juga punya sekolah sepak bola yang membina cabang olahraga itu dalam usia dini."Perihal permainan keras di sepak bola, menurut Sjahril, adalah hal yang wajar. Namanya juga main bola, ada 'body contact', mungkin ada emosi juga," ungkapnya. (Antara)