Suara.com - Klub sepak bola Queens Park Rangers mengalami kerugian 65,4 juta poundsterling atau sekitar Rp1,3 triliun. Kerugian tersebut antara lain karena besarnya biaya operasional untuk membayar gaji pemain. Ketika QPR dibeli oleh konglomerat Malaysia Tony Fernandez, bos AirAsia itu memboyong sejumlah pemain top dengan gaji besar.
Nama-nama seperti Park Ji Sung, Loic Remy, Julio Cesar hingga Junior Hoillet diboyong ke QPR. Namun, klub asal London itu gagal bertahan di liga Premir Inggris dan terdegradasi ke Championship pada musim lalu.
Kini, QPR terancam tidak bisa melakukan transfer pemain apabila gagal memenuhi kriteria Financial Fair Play. Selain itu, QPR juga bisa dijatuhi hukuman denda 40 juta poundsterling atau sekitar Rp800 miliar.
Karena itu, manajemen QPR berencana untuk melepas 26 pemain di akhir musim, terutama para pemain yang mempunyai gaji besar. Sejumlah pemain yang mempunyai gaji besar antara lain Shaun Wright Phillips, Jermaine Jenas, Robert Green, Aaron Hughes, Richard Dunne dan Bobby Zamora.
Kontrak para pemain tersebut hampir dipastikan akan diputus pada pertengahan tahun ini. Apabila pemain masih bersedia membela QPR, maka manajemen akan menawarkan kontrak baru dengan pemotongan gaji.
Selain akan memutus kontrak sejumlah pemain, QPR juga akan mencari klub yang berminat membeli secara permanen untuk pemain yang tengah dipinjamkan seperti Loic Remy, Adel Taarabt, Stephane Mbia, Esteban Granero dan Cesar. Utang QPR diperkirakan mencapai 177 juta poundsterling atausekitar Rp3,25 triliun, naik dari 91 juta poundsterling pada tahun sebelumnya.
Jumlah staf di QPR juga melonjak dari 130 menjadi 164 orang sehingga biaya untuk gaji juga melonjak dari 58,5 juta poundsterling menjadi 78 juta poundsterling atau sekitar Rp1,56 triliun. (Dailymail)