Suara.com - Pemain tengah timnas Belgia, Eden Hazard, meyakini bahwa skuat timnya yang berisikan pemain kelas atas, akan dapat mengatasi beratnya tekanan dan ekspektasi tinggi yang harus mereka emban. Dia pun yakin Belgia dapat berbuat sesuatu di Brasil, di ajang Piala Dunia (PD) tahun ini.
"Kami punya banyak pemain yang bisa mengatasi tekanan. Kami juga memiliki para pemain muda. Kami sudah terbiasa tampil di bawah level tekanan yang tinggi," ungkap Hazard, Selasa (4/3/2014) waktu setempat, di sela-sela persiapan timnya menghadapi laga uji coba dengan Pantai Gading.
Belgia memang telah disebut-sebut sebagai "kuda hitam" calon peraih trofi PD kali ini. Hal itu terutama lantaran banyaknya pemain level atas yang menghuni tim tersebut saat ini. Selain Hazard yang kini bermain di Chelsea, masih ada misalnya Vincent Kompany (Manchester City), Romelu Lukaku (Everton), Jan Vertonghen (Tottenham Hotspur), atau Marouane Fellaini (Manchester United), dan lain-lain.
Lebih jauh lagi, banyak pihak yakin jika Belgia dapat berbuat sesuatu, karena hasil pembagian grup pun tampaknya cukup nyaman bagi mereka. Belgia berada di Grup H bersama Aljazair, Rusia, serta Korea Selatan (Korsel).
"Kami (mungkin) bukanlah favorit untuk (menjuarai) Piala Dunia, tapi kami adalah favorit di grup," tutur Hazard lagi. "Kami harus membuktikan itu dan memastikan kami lolos ke putaran berikutnya," tambahnya.
Sementara itu, Kompany yang baru saja merasakan salah satu sukses bersama City dengan mengangkat trofi Piala Liga, mengaku bahwa tim-tim favorit kali ini memang masih yang biasanya. Namun dia mewanti-wanti bahwa Belgia siap menjadi penantang.
"Dalam kenyataannya, tim manakah yang difavoritkan (juara)? Mereka adalah Jerman, Brasil, Argentina, dan Spanyol," kata Kompany. "Semua orang tahu itu. Mereka memang favorit, tapi di luar itu, ada tim-tim lain yang siap menebar ancaman," tambahnya.
"Kami adalah salah satu tim yang siap mengancam tersebut. (Tapi) Saya kira kami tidak mungkin memenangi Piala Dunia hanya dengan mengandalkan bakat," tandasnya. (Reuters)