Mantan Manajer Inggris Sebut Pernyataan Campbell Sampah

Selasa, 04 Maret 2014 | 12:00 WIB
Mantan Manajer Inggris Sebut Pernyataan Campbell Sampah
Pernyataan Sol Campbell pada salah satu media Inggris
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua mantan manajer timnas Inggris, Graham Taylor dan Sven Goran Eriksson menepis pernyataan mantan punggawa The Three Lions, Sol Campbell. Sebelumnya, Campbell mengatakan bahwa ada pembedaan ras di tubuh timnas Inggris.

Tuduhan tersebut sontak menarik perhatian banyak orang, tidak terkecuali mantan pelatih dan pemain timnas Inggris. Salah satunya adalah Graham Taylor. Taylor yang merupakan mantan manajer The Three Lions menepis tuduhan tersebut.

"Sol benar-benar pandai membuat isu agar bukunya laris. Saya tidak setuju dengan perkataannya. Saya tidak pernah memilih kapten atas dasar warna kulit," tegas Taylor saat diwawancarai BBC.

Selain Taylor, mantan manajer Inggris lainnya, Sven Goran Eriksson juga menyangkal tuduhan yang dilontarkan mantan anak asuhnya tersebut. Kepada surat kabar Daily Telegraph, Eriksson mengatakan bahwa hal tersebut tidak benar.

Di masa Eriksson, Campbell pernah dipercaya mengenakan ban kapten saat Inggris menghadapi Amerika Serikat di tahun 2005.

Selain mantan manajer, John Barnes yang juga merupakan veteran timnas turut menyangkal tudingan Campbell. Barnes yang juga berkulit hitam, mengaku tidak pernah merasakan ataupun diperlakukan beda hanya karena warna kulit.

"Jika memang ada pembedaan, saya pikir Sol tidak akan pernah mengenakan ban kapten lebih dari 10 tahun. Karena kapten sebelumnya adalah kulit putih seperti Tony Adams dan Alan Shearer," terang Barnes.

Sol Campbell yang merupakan mantan pemain Arsenal dan Tottenham Hotspur, sebelumnya mengatakan bahwa telah terjadi kasus rasisme di tubuh The Three Lions kepada surat kabar Sunday Times. Campbell yang juga pernah mengenakan ban kapten tim Inggris, mengutarakan hal tersebut melalui Biografi yang dirilis berseri di surat kabar tersebut. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI