Suara.com - Kekalahan Manchester City dari Barcelona di leg pertama babak perdelapanfinal Liga Champions beberapa waktu lalu berbuntut panjang. Merasa tidak puas dengan hasil pertandingan, Manajer City Manuel Pellegrini menuding wasit Jonas Eriksson yang memimpin pertandingan berat sebelah.
Atas penyataannya tersebut, UEFA melakukan penyelidikan. Jika terbukti bersalah, Pellegrini terancam sanksi indisipliner dari UEFA.
Berikut pernyataan Pellegrini atas kepemimpinan Eriksson pasca kekalahan timnya di Etihad Stadium 19 Februari lalu.
"Jelas saya tidak puas. Tidak hanya karena penalti dan kartu merah. Saya pikir sepanjang jalannya laga kami tidak memiliki wasit yang bisa untuk tidak memihak."
"Dia yang menentukan permainan. Di menentukan permainan karena itu adalah kesalahan (Sergio) Busquets terhadap Navas. Wasit hanya berjarak tiga meter dan dia tidak meniup peluit. Dan setelah itu, pelanggaran Demichelis terjadi di luar kotak penalti. Itu bukan penalti."
"Saya pikir adalah salah memilih wasit yang pernah memiliki masalah dengan Barcelona. Mungkin dia membuat kesalahan di Milan. Tapi dengan wasit yang sama disini...saya ulangi, itu adalah kesalahan."
Dari sejumlah pernyataan Pellegrini terhadap Eriksson ada yang paling mendapat sorotan UEFA. Pernyataan tersebut terkait Pelatih asal Chile yang meragukan keputusan dan kebijakan UEFA dalam memilih wasit.
Errikson pernah mengambil keputusan yang salah saat memimpin laga perempatfinal Liga Champions antara AC Milan melawan Barcelona tahun 2012. Saat itu, Eriksson menolak memberi penalti kepada Barca. Atas kasus tersebut, Pellegrini seakan menuduh Eriksson ingin membayar kesalahannya kepada Barcelona.