Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting

Kamis, 24 April 2025 | 15:06 WIB
Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan di Jakarta, Kamis (18/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah gejolak pasar keuangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah menunjukkan ketangguhannya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pergerakan rupiah masih sejalan dengan fundamental ekonomi domestik dan mata uang regional lainnya, serta berada dalam kisaran yang terkendali.

"Pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional lainnya dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia di dalam menjaga stabilitas perekonomian," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar secara daring, Kamis (24/4/2025).

Sri Mulyani memaparkan data yang menunjukkan stabilitas rupiah. Pada 27 Maret 2025, nilai tukar rupiah tercatat Rp16.560 per dolar AS, menguat 0,12 persen point-to-point (ptp) dibandingkan dengan akhir Februari 2025. Namun, tekanan kuat terhadap rupiah muncul di pasar off-shore (Non-Deliverable Forward/NDF) saat libur panjang Idul Fitri 1446 H, akibat sentimen negatif dari kebijakan tarif AS.

Menyikapi tekanan tersebut, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah sigap dengan melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York pada 7 April 2025. Respons kebijakan ini membuahkan hasil positif, terlihat dari terkendalinya pergerakan rupiah yang menguat menjadi Rp16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pasca-libur.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," tegas Sri Mulyani, menunjukkan keyakinannya terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.

BI "Pasang Badan" Jaga Stabilitas Rupiah dengan Intervensi Terukur

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter turut menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Gubernur BI dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa BI terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"Kami terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah," jelas Gubernur BI.

Baca Juga: Sri Mulyani Kaji Kombinasi Pendanaan Kopdes Merah Putih: APBN, Dana Desa, hingga Himbara Jadi Opsi

Langkah-langkah yang diambil BI ini menunjukkan kesigapan dan respons cepat dalam meredam volatilitas pasar keuangan. Strategi triple intervention menjadi andalan untuk menjaga stabilitas rupiah di berbagai lini, baik di pasar spot, pasar derivatif, maupun pasar obligasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI