Suara.com - PT Bank Aladin Syariah Tbk (“Bank Aladin”) mencatat kinerja positif sepanjang tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024, dengan pertumbuhan pendapatan signifikan, penurunan rugi bersih secara tajam, serta penguatan posisi keuangan.
Bank digital berbasis syariah pertama di Indonesia ini terus menunjukkan momentum pertumbuhan yang solid seiring ekspansi pembiayaan, inovasi layanan, dan optimalisasi strategi kemitraan.
Pendapatan operasional tumbuh hampir dua kali lipat menjadi Rp613 miliar dibandingkan Rp334 miliar di tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan margin, bagi hasil, serta peningkatan signifikan pada pendapatan berbasis komisi (fee-based income) yang melonjak hampir 5 kali lipat menjadi Rp154 miliar.
Total aset Bank Aladin tumbuh 32% menjadi Rp9,36 triliun, terutama ditopang oleh ekspansi pembiayaan musyarakah yang naik hampir 3 kali lipat menjadi Rp4,1 triliun.
Dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan mudharabah juga mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp5,4 triliun – mencerminkan peningkatan kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan syariah digital yang diusung Bank Aladin.
Peningkatan pembiayaan yang tinggi sepanjang tahun juga dibarengi dengan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan portofolio yang disiplin. Hal ini tercermin dari tingkat pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) yang berhasil dijaga tetap rendah di level 0,03%.
Keberhasilan ini tidak lepas dari sejumlah inisiatif strategis yang dijalankan sepanjang tahun,
antara lain:
- Optimalisasi ekosistem Alfamart, di mana Bank Aladin memperluas jaringan layanan keuangan berbasis komunitas melalui lebih dari 20.000 gerai di seluruh Indonesia, mendorong inklusi dan penetrasi nasabah baru secara efisien.
- Peluncuran dan penyempurnaan fitur-fitur digital seperti Ala Deposito, Ala Impian, Ala Berbagi, Banking as a Service dan integrasi layanan syariah end-to-end yang memudahkan transaksi, menabung, hingga sedekah secara rutin dan otomatis.
- Kemitraan strategis dengan berbagai institusi keuangan, fintech, dan B2B partners untuk memperluas distribusi produk, serta mempercepat pertumbuhan akuisisi pengguna dan dana pihak ketiga.
- Efisiensi operasional berbasis teknologi, termasuk peningkatan proses credit scoring, manajemen risiko, dan automasi proses layanan nasabah, yang berkontribusi pada penurunan biaya operasional dan kualitas aset yang lebih terjaga.
“Capaian ini menjadi bukti komitmen kami dalam membangun bank syariah digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Ke depan, kami akan terus menjaga kualitas pembiayaan, memperluas jangkauan layanan, dan bermitra lebih luas. Tujuan kami sederhana: menjadikan layanan keuangan syariah mudah diakses dan berdampak nyata bagi jutaan orang,” ujar Koko Tjatur Rachmadi, Direktur Utama Bank Aladin.
Baca Juga: Bank Aladin Syariah Gandeng Nanobank Syariah Permudah Masyarakat Buka Tabungan Haji
Dengan strategi yang berfokus pada teknologi, kemitraan, dan keberlanjutan, Bank Aladin Syariah optimis dapat melanjutkan tren pertumbuhan positif di tahun 2025 dan berkontribusi lebih luas dalam mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia.