Suara.com - Komitmen kuat untuk mewujudkan ekosistem kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas kembali ditegaskan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Staf Khusus Bidang Peningkatan Peran dan Peluang Usaha Disabilitas kementerian tersebut, Agus Diono, menunjukkan langkah nyata melalui kunjungan kerja strategis ke Sentra Terpadu Inten Soeweno di Cibinong, Bogor, pada Rabu (23/4/2025).
Kunjungan ini tidak hanya dilakukan seorang diri, melainkan juga menggandeng Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, serta perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menandakan sinergi lintas sektor yang solid dalam upaya memperluas gerbang kesempatan kerja bagi kelompok rentan ini.

Sentra Terpadu Inten Soeweno, yang dikenal sebagai pusat pelatihan vokasi terbesar dan terlengkap di Indonesia, menjadi fokus utama kunjungan. Agus Diono bersama rombongan melakukan peninjauan mendalam terhadap berbagai fasilitas pelatihan yang tersedia. Saat ini, sentra tersebut mengoperasikan tujuh program vokasi dengan kapasitas maksimal 120 peserta. Meskipun terdapat penyesuaian fokus pada program prioritas pemerintah tahun ini, komitmen terhadap inklusi disabilitas tetap menjadi landasan utama dalam setiap inisiatif yang dijalankan.
Veronica Tan, dalam tinjauannya, memberikan penekanan pada pentingnya kesinambungan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan riil di dunia industri. "Kita tidak hanya ingin melihat proses pelatihan, namun memastikan bahwa setiap lulusan memiliki peluang nyata untuk terserap dalam dunia kerja. Ini adalah tentang membangun jembatan yang kokoh antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri," tegas Wamen PPPA, menyoroti krusialnya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan sektor swasta.
Agus Diono sendiri aktif mengevaluasi efektivitas strategi job matching yang selama ini diterapkan oleh sentra. Kemitraan erat dengan berbagai perusahaan dan industri menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa pelatihan yang diberikan relevan dengan permintaan pasar kerja. Sentra Inten Soeweno telah menjalin berbagai Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak swasta dan tengah mengembangkan program percontohan penyaluran tenaga kerja vokasi lintas lembaga. Inisiatif ini menjadi bukti nyata upaya kolaborasi multisektor yang didorong oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Sebagai garda terdepan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam mengarusutamakan isu disabilitas, Agus Diono menyampaikan visi yang jelas untuk mentransformasikan isu ini menjadi peluang ekonomi yang konkret. "Fokus kita adalah mentransformasikan isu disabilitas menjadi peluang ekonomi yang nyata. Penyandang disabilitas bukan lagi sekadar penerima manfaat, melainkan aset tenaga kerja ahli yang siap berkontribusi. Inilah esensi dari dignity yang kita perjuangkan," kata Agus Diono dengan nada penuh optimisme dan semangat.
Lebih lanjut, Agus Diono menekankan pentingnya koordinasi intensif dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Deputi Bappenas yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyoroti data yang menunjukkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja disabilitas di Indonesia masih tergolong rendah, yakni sekitar 30% dari total 3 juta angkatan kerja penyandang disabilitas. "Diperlukan langkah terkoordinasi di tingkat Menteri Koordinator untuk mengatasi tantangan ini," ujarnya, menggarisbawahi perlunya sinergi kebijakan di tingkat yang lebih tinggi.
Agus Diono juga mengingatkan akan amanat Asta Cipta Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto, yang memberikan perhatian khusus pada fasilitasi penyandang disabilitas di dunia kerja. Komitmen inilah yang menjadi landasan kuat pembentukan Staf Khusus Menteri (SKM) Bidang Disabilitas di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Bapak Rosan Roeslani. Pembentukan unit khusus ini menunjukkan keseriusan kementerian dalam mengintegrasikan isu disabilitas ke dalam agenda investasi dan hilirisasi nasional.
Dengan harapan agar Sentra Terpadu Inten Soeweno dapat menjadi model nasional bagi 18 kabupaten/kota yang berada di bawah naungannya, Agus Diono menutup kunjungan dengan penegasan komitmen Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. "Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM siap membuka pintu kerjasama seluas-luasnya untuk mewujudkan akses kerja yang inklusif dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kemajuan bangsa," pungkasnya.
Baca Juga: Ormas 'Obok-obok' Proyek Pabrik BYD, BKPM: Ini Citra Buruk, Indonesia Seolah Jadi Sarang Preman