Suku Bunga Ditahan, BI Ramal Ekonomi Indonesia Bisa Merosot 4,7 Persen

Rabu, 23 April 2025 | 19:57 WIB
Suku Bunga Ditahan, BI Ramal Ekonomi Indonesia Bisa Merosot 4,7 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pengumuman suku bunga
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Akibatnya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan menurun dari 3,2% menjadi 2,9%," imbuhnya.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan sebagian besar negara. Hal ini dikarenakan alasan dampak tarif AS yang sekarang mencapai titik tertinggi dalam 100 tahun.

Serta memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan akan semakin memperlambat pertumbuhan. IMF merilis pembaruan untuk Prospek Ekonomi Dunia yang disusun hanya dalam 10 hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif universal pada hampir semua mitra dagang dan tarif yang lebih tinggi.

Dilansir Reuters, IMF memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan global sebesar 0,5 poin persentase menjadi 2,8% untuk tahun 2025, dan sebesar 0,3 poin persentase menjadi 3% dari perkiraannya pada bulan Januari bahwa pertumbuhan akan mencapai 3,3% di kedua tahun tersebut.

IMF mengatakan inflasi diperkirakan akan turun lebih lambat dari yang diharapkan pada bulan Januari, mengingat dampak tarif, mencapai 4,3% pada tahun 2025 dan 3,6% pada tahun 2026, dengan revisi ke atas yang penting untuk AS dan negara-negara ekonomi maju lainnya.  

IMF menyebut laporan tersebut sebagai prakiraan referensi berdasarkan perkembangan hingga 4 April, dengan mengutip kompleksitas dan fluiditas ekstrem dari momen saat ini.

 "Kita memasuki era baru karena sistem ekonomi global yang telah beroperasi selama 80 tahun terakhir sedang diatur ulang," kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas kepada wartawan. 

IMF mengatakan eskalasi ketegangan perdagangan yang cepat dan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi tentang kebijakan masa depan akan berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi global. 

"Ini cukup signifikan dan berdampak pada semua wilayah di dunia. Kita melihat pertumbuhan yang lebih rendah di AS, pertumbuhan yang lebih rendah di kawasan euro, pertumbuhan yang lebih rendah di Tiongkok, pertumbuhan yang lebih rendah di bagian lain dunia," kata Gourinchas kepada Reuters dalam sebuah wawancara. 

Baca Juga: Sepekan, Dana Asing Sudah Kabur Rp 11,96 Triliun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI