Prabowo Ugal-ugalan Buat Kebijakan, Para Taipan RI Ramai-ramai Larikan Kekayaan ke Luar Negeri

Senin, 21 April 2025 | 15:26 WIB
Prabowo Ugal-ugalan Buat Kebijakan, Para Taipan RI Ramai-ramai Larikan Kekayaan ke Luar Negeri
Presiden Prabowo Subianto.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sumber lain dari sebuah firma keuangan menyebutkan bahwa mereka telah memindahkan sekitar US$50 juta dana klien asal Indonesia ke Dubai dan Abu Dhabi. Dana tersebut digunakan untuk membeli properti perumahan dan komersial yang diatasnamakan anggota keluarga dan teman, sebagai upaya untuk menghindari deteksi.

Lebih lanjut, beberapa klien firma tersebut dilaporkan telah berhasil memperoleh visa kerja di Dubai, yang kemudian mereka manfaatkan untuk mendirikan perusahaan cangkang dan membeli real estat di negara tersebut.

Fenomena ini menjadi indikasi serius terhadap sentimen para pemilik modal besar di Indonesia terhadap kondisi ekonomi dan politik saat ini.

Eksodus kekayaan ini berpotensi memberikan dampak negatif terhadap investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri jika kekhawatiran tersebut tidak segera diatasi oleh pemerintah. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah terkait laporan eksodus kekayaan para miliarder ini.

Disisi lain Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing keluar (capital outflow) dari pasar keuangan domestik sebesar Rp24,04 triliun pada minggu kedua April 2025.

Data transaksi yang dihimpun BI pada periode 8 hingga 10 April 2025 menunjukkan bahwa nonresiden melakukan penjualan neto yang signifikan di berbagai instrumen investasi.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resminya yang dikutip pada 12 April 2025, mengungkapkan bahwa aliran modal asing keluar tersebut didorong oleh penjualan neto di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Surat Berharga Negara (SBN), dan saham.

"Akumulasi jual neto tersebut didorong jual neto pasar SRBI, SBN dan saham masing-masing sebesar Rp10,47 triliun, Rp7,84 triliun dan Rp5,73 triliun," jelas Ramdan.

Lebih lanjut, BI juga mencatat adanya peningkatan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun. Per 10 April 2025, CDS Indonesia berada di level 113,35 basis poin (bps), naik dibandingkan posisi 105,75 bps per 4 April 2025.

Baca Juga: Zulhas Punya Kans jadi Cawapres di 2029, Alasan PAN Cuma Dukung Prabowo Tak Sepaket dengan Gibran?

Meskipun demikian, jika dilihat secara kumulatif sejak awal tahun 2025 hingga 10 April 2025, data setelmen BI menunjukkan adanya beli neto sebesar Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN. Sementara itu, pasar saham mencatatkan jual neto sebesar Rp32,48 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI