Suara.com - Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian global menjadi tantangan besar bagi industri asuransi di Indonesia. Daya beli masyarakat yang tertekan akibat inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok membuat prioritas pembelian produk asuransi seringkali terpinggirkan.
Di sisi lain, perusahaan asuransi menghadapi tekanan klaim yang meningkat, terutama di sektor kesehatan, sementara investasi portofolio mereka terdampak volatilitas pasar keuangan. Rendahnya literasi keuangan juga turut mempersulit penetrasi produk asuransi, di mana banyak masyarakat masih memandang asuransi sebagai pengeluaran, bukan perlindungan.
Disrupsi teknologi dan perubahan pola risiko iklim menambah kompleksitas tantangan yang dihadapi industri. Perusahaan asuransi dituntut berinovasi dengan produk terjangkau yang sesuai kebutuhan masyarakat ekonomi menengah-bawah, sekaligus menjaga kesehatan keuangan perusahaan.
Regulasi yang semakin ketat terkait perlindungan konsumen dan kecukupan modal juga memerlukan penyesuaian strategi bisnis. Di tengah kondisi ini, kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan institusi pendidikan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat sekaligus menciptakan ekosistem asuransi yang lebih tangguh.
Di tengah dinamika ekonomi nasional hingga global yang berdampak pada perlambatan sejumlah sektor industri, PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menunjukkan ketangguhannya dan tetap berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang impresif hingga Februari 2025.
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, Brellian Gema, menjelaskan dalam keterangan resminya bahwa capaian positif ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang adaptif, efisiensi operasional, serta manajemen risiko yang disiplin.
“Kami bersyukur bahwa di tengah tekanan ekonomi global dan nasional yang masih cukup tinggi, Jasindo tetap mampu menjaga kinerja keuangan secara solid dan bahkan menunjukkan pertumbuhan signifikan di berbagai lini,” ujar Brellian.
Berdasarkan data per Februari 2025, Rasio Kecukupan Modal (Risk Based Capital/RBC) Asuransi Jasindo mengalami peningkatan menjadi 154,05%. Angka ini jauh di atas ketentuan minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%, yang menunjukkan posisi permodalan perusahaan tetap sehat dan kuat dalam mendukung pertumbuhan bisnis.
Lebih lanjut, Hasil Underwriting naik 128,44% dari Rp40,53 miliar pada Februari 2024 menjadi Rp92,60 miliar pada Februari 2025. Sementara itu, laba perusahaan melesat 549% menjadi Rp70,16 miliar dibandingkan dengan Rp10,81 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bijak Atur THR Jelang Lebaran Biar Tak Hanya "Numpang Lewat"
Berlanjut pada bulan berikutnya, pertumbuhan signifikan ini turut diperkuat oleh peningkatan kinerja pada sejumlah lini bisnis utama hingga Maret 2025 apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, antara lain:
- Cargo tumbuh sebesar 42,52%
- Engineering mencatat lonjakan sebesar 471,38%
- Energy (Onshore) naik 56,12%
- Liability tumbuh 308,79%
- Personal Accident mengalami peningkatan 186,02%