Dampak Tarif Trump Bikin Pusing! RI Terpaksa Impor LNG dari AS?

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 11 April 2025 | 18:06 WIB
Dampak Tarif Trump Bikin Pusing! RI Terpaksa Impor LNG dari AS?
Pengisian LNG dari Kilang Donggi Senoro ke Kapal Kargo LNG MT Aquarius di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah mewacanakan untuk impor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat (AS). Hal ini merupakan buntut dari kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, memang RI masih dihadapi tantangan dari sisi suplai LNG itu sendiri. Meski begitu, memang swasembada energi tetap diutamakan, di mana pasokan LNG masih diutamakan untuk dalam negeri.

"Ya secara ideal, kita ini ingin meningkatkan kemandirian dalam negeri. Maka ini kan sangat bagus kalau kita produksi sendiri, kita manfaatkan sendiri. Perhitungan sekarang memang masih ada tantangan dari sisi suplai nasional" ujarnya di Kantor BPH Migas, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

Namun demikian, Dadan mengakui, memang pasokan LNG memang sebagaian di-ekspor ke beberapa negara. Akan tetapi, lanjutnya, persetujuan ekspor itu sebelum gonjang ganjing perang dagang saat ini.

"Kan teman-teman juga tahu kalau LNG itu sebagian di ekspor. Itu perjanjiannya kan sudah terjadi pada saat sebelumnya, bukan sekarang," beber dia.

Di sisi lain, Dadan menyebut, kebutuhan LNG dalam negeri terus meningkat. Sehingga, dibutuhkan pasokan yang bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Sekarang konsumsi kita naik, ini yang sekarang kita coba lakukan, kita sudah berhasil untuk 3 bulan pertama ini untuk memastikan suplai-suplai LNG di dalam negeri itu dengan mengoptimalkan produksi yang ada di dalam negeri. Dua-duanya menurut saya tidak ada yang salah," kata dia.

Dadan menuturkan, wacana impor LNG ke AS bukan menambah kuota, tetapi mengalihkan impor yang sebelumnya ingin dijadwalkan dari negara lain.

"Kita selalu menghormati, baik sebagai badan usaha maupun sebagai negara, kita akan menghormati masalah-masalah seperti itu. Kita sedang menjajaki dan nanti juga ada perjanjian pemerintah juga dengan Amerika, ada perjanjian kontrak antara badan usaha untuk yang LNG-nya. Tidak nambah yang kuota, yang kemasyarakatnya," imbuh dia.

Baca Juga: Relaksasi TKDN dan Kuota Dipertimbangkan, Industri Nasional Waspadai Banjir Impor dari RRC

Hitung Ulang Impor LPG

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI