Selama Tiga Bulan, Aliran Modal Asing Sudah Kabur Rp 29,92 Triliun

Jum'at, 11 April 2025 | 16:17 WIB
Selama Tiga Bulan, Aliran Modal Asing Sudah Kabur Rp 29,92 Triliun
OJK beberkan modal asing udah keluar banyak
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja pasar modal Indonesia pada bulan Maret 2025 alami pelemahan. Rinciannya, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) turun 3,83% ke level 6.510,62 secara month to date (mtd), atau melemah 8,04% year-to-date (ytd).

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan pelemahan ini membuat aliran modal asing banyak kabur dari Indonesia di pasar saham. Rinciannya, non-resident alias investor asing mencatatkan net sell atau aksi jual bersih saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 8,02 triliun secara mtd. Sedangkan secara ytd masih terdapat net sell sebesar Rp 29,92 triliun.

" Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 11.126 triliun atau naik 2,27% mtd. Namun secara ytd kapitalisasi pasar turun sebesar 9,80%," kata Inarno dalam rapat bulanan OJK, Jumat (11/4/2025).

Selain itu OJK mencatat sudah ada 21 emiten yang akan buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan anggaran yang disiapkan mencapai Rp 14,97 triliun. Kebijakan tersebut diatur dalam ketentuan Pasal 7 Peraturan OJK (POJK) Nomor 13 Tahun 2023 dan bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi emiten dalam menghadapi kondisi pasar yang bergejolak.

"Dan terdapat 15 (emiten) dari 21 emiten yang telah melakukan buyback tanpa RUPS dengan nilai realisasi sebesar Rp 429,72 miliar," tambahnya.

OJK juga telah menyiapkan sejumlah langkah konkret untuk menjaga stabilitas sektor keuangan domestik, khususnya di pasar modal. Di tengah dinamika ekonomi global yang makin tak menentu akibat kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut sektor keuangan nasional tetap kokoh menghadapi tekanan eksternal. "Rapat Dewan Komisioner pada 26 Maret 2025 menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga,” ujarnya.

Ekonomi global masih menunjukkan pola beragam. AS melambat dengan proyeksi kontraksi PDB dan pengangguran naik ke 4,2 persen. Sebaliknya, Tiongkok dan Eropa mencatat kinerja di atas ekspektasi. OECD memotong proyeksi pertumbuhan global jadi 3,1 persen tahun ini, dan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 4,9 persen.

Meski direvisi turun, kondisi domestik tetap solid. Inflasi Maret tercatat 1,03 persen, dan inflasi inti Februari 2,48 persen. Peringkat utang Indonesia juga tetap stabil di BAA2 dan BBB dari dua lembaga pemeringkat internasional.

Baca Juga: 1.123 Pinjol Berhasil Tipu Masyarakat RI

Untuk PDB AS pada triwulan IV 2024 tercatat tumbuh sebesar 2,4 persen. Namun pada triwulan I tahun 2025 ini diprediksi oleh Bank Sentral Amerika atau The Fed bahwa PDB AS akan terkontraksi. Data aktivitas ekonomi di AS cenderung melambat dengan tingkat pengangguran naik ke 4,2 persen. The Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunganya dan akan memangkas Fed Funds Rate (FFR) hanya 1 hingga 2 kali di tahun 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI