Untuk bisa bersaing dengan perusahaan pialang lain, Ariston memiliki dua strategi, yaitu layanan dan biaya transaksi yang kompetitif. Menurut dia, dengan layanan yang membuat nyaman, maka nasabah bisa terus menggunakan Doo Finance.
"Kedua, dari segi biaya transaksi. Itu juga kita harus memberikan biaya yang kompetitif. Dibilang rendah sih enggak ya, tapi kompetitif. Bersaing dengan broker-broker lain. Karena kita tidak mau terpancing untuk perang harga," imbuh dia.
Pasar Bergejolak Jadi Peluang
Ariston juga menilai bahwa volatilitas pasar bukanlah hambatan, melainkan peluang. Menurutnya, fluktuasi harga yang tinggi justru mendorong volume transaksi, mengingat produk yang ditawarkan Doo Financial memungkinkan nasabah untuk membuka posisi beli maupun jual.
"Kami lebih berfokus pada perdagangan jangka pendek (trading) daripada investasi jangka panjang. Volatilitas justru membuka banyak peluang. Yang terpenting adalah nasabah mengetahui cara mengelola risiko," kata dia.
Dengan target masuk ke dalam 10 besar pialang di Indonesia, Doo Financial menargetkan volume transaksi hingga 30.000 lot dalam waktu dekat.
Strategi branding yang kuat, aplikasi inovatif, serta pendekatan pemasaran digital dan kemitraan dengan referral, menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan perusahaan di pasar Indonesia.
"Dari sisi permodalan, dari sisi teknologi. Kita mungkin dengan menggunakan dua keunggulan itu, kita bisa penetrasi lebih cepat. Lebih mudah dibandingkan broker-broker lain yang tidak punya dukungan kapital yang cukup," pungkas dia.
Baca Juga: Harga Emas Antam Melonjak Tajam: Sentuh Rp1,846 Juta per Gram, Ini Rinciannya